Salah satu teori yang
dapat diterapkan dalam
praktik keperawatan adalah teori Peaceful End of
Life. Teori Peaceful End of Life merupakan teori yang dikemukakan
oleh dua orang wanita yang bernama Cornelia M Ruland dan Sherly M. Moore dengan
menekankan bahwa upaya tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan pada klien
dengan tujuan memberikan sesuatu yang positif seperti bebas dari rasa sakit,
merasa nyaman, merasa dihargai dan dihormati, berada dalam kedamaian dan
ketenangan, merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan orang yang
merawatnya dan juga merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan
orang yang merawatnya
1.
Teori “Peaceful
end of life”.
Teori
ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan
terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland
&Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh
systems. Dalam teori peaceful end of life, pengaturan struktur adalah
sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang
menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang
untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
a. Bebas dari rasa sakit,
b. Mendapatkan penghiburan,
c. Mendapatkan martabat dan rasa hormat,
d. Berada dalam kedamaian dan
e. Mengalami kedekatan kepada orang lain yang
signifikan dan mereka yang peduli.
Masalah
Keperawatan berdasarkan kasus dalam aplikasi teori PEOL, diantaranya adalah:
a.
Nyeri
Pasien
dengan penyakit terminal cenderung akan mengalami nyeri oleh karena penyakit
yang dideritanya. Pada Bapak S apabila pasien tersebut mengalami nyeri dapat dilakukan manajemen nyeri baik
itu farmakologi dan non-farmakologi.
Terapi farmakologi pasien diberikan obat pengurang rasa nyeri dengan dosis yang
disesuaikan dimana perawat melakukan kolaborasi dalam multidisiplin dengan
profesi lain yaitu dokter dan apoteker.
Pemberian terapi
non-farmakologis dapat diberikan sesuaikan dengan keadaan pasien yang
didapat dari hasil pengkajian perawat. Contohnya terapi distraksi, apabila Tn.
S senang mendengarkan musik, perawat dapat menyarankan kepada keluarga untuk
menyediakan tape untuk mendengarkan musik yang disukai Tn. S. Ada berbagai
macam terapi non-farmkologis diantaranya, teknis napas dalam, relaksasi
progresif, guided imagery, hipnoterapy, back masase. Pada intinya semua
terapinon-farmakologis dapat digunakan sesuai dengan kondisi klien, dimana
diharapkan dengan terapi non farmakologis diharapkan tidak ada ketergantungan
dengan terapi farmakologis sehingga tidak ada peningkatan dosis yang dibeikan
dan efek samping yang ditimbulkan.
b.
Kekurangnyamanan
Perawat
dapat menyarankan kepada
keluarga Bapak S agar memberikan kebebasan kepada Bapak S untuk melakukan
hal-hal yang disukainya, namun dilakukan sesuai dengan batas kemampuan dari
Bapak S. Dari melakukan kegiatan yang disukai oleh Bapak S, diharapkan mampu
memberikan rasa nyaman, juga mampu mengurangi nyeri yang dirasakan. Tetapi juga
perlu diperhatikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Kegiatan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup Bapak S.
c. Respektif
Perawat memberikan konsul kepada keluarga agar memberikan perhatian lebih
kepada Bapak S. Dapat juga seperti menemani Bapak S melakukan kegiatan yang
disukai Bapak S, menemani mengobrol juga akan membuat Bapak S sangat diperhatikan oleh
keluarga.Yang terpenting dimana sanak keluarga dapat berkumpul menemani Bapak S
dari mulai anak, cucu, saudara, dan orang-orang disekitarnya dimana adalah
meningkatkan intensitas dan kehangatan dalam berkumpul dan berkomunikasi.
Perawat dapat menyarankan keluarga untuk mendampingi Bapak S, mendampingi Bapak
S saat sendiri, keluarga diharapkan lebih sering berkumpul untuk mendampingi
Bapak S, diharapkan mampu menambah semangat Bapak S.
d. Gangguan ideal diri : harga diri rendah
Perawat dapat menyarankan kepada keluarga untuk tetap menghormati maupun
menghargai pendapat Bapak S seperti saat sehat dulu. Dapat juga Bapak S di
ajak mengobrol tentang kesuksesan Bapak S dulu sewaktu masih muda.
Sehingga diharapkan dapat menambah rasa percaya diri Bapak S.
A. Sumber
Teori
Teori
The Peaceful End of Life (EOL) ini dibentuk oleh sejumlah kerangka teori
(Ruland & Moore, 1998). Teori ini
terutama berbasis pada model Donabedian baik struktur, proses dan hasil, yang
sebagian dibagun dari teory general sistem.
Pengaruh dari general sistem teori ini
meliputi dari tipe lain dari teori keperawatan, dari model middle
conseptual dan microrange teori_sebagai
indicatol dari penggunaanya dalam mencelaskan kompleksitas dari interaksi
perawatan kesehatan dan organisasi. Pada
teori EOL ini, pengaturan stuktur adalah
sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan penyakit serius lainnya) yang
menerima perawatan dari professional pada unit
perawatan akut rumah sakit dan
pross didefinisikan sebagai aksi (intervensi keperawatan) dibentuk untuk
mempromosikan hasil yang positif melalui: 1. Bebas dari rasa sakit; 2.
Kenyamanan; 3. Meningkatkan martabat dan rasa hormat; 4. Berada dalam
kedamaian; 5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang peduli.
B. Konsep
Mayor dan Definisi
1. Terbebas
dari Nyeri
Bebas dari
penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama diinginkan pasien dalam
pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life). Nyeri merupakan hal sensori yang tidak
nyaman atau pengalaman emosi yang dihubungkan dengan aktual atau potensial
kerusakan jaringan (Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995; Pain terms,
1979).
Pengalaman
Menyenangkan Nyaman/ atau perasaan menyenangkan didefinisikan inclusive,
menggunakan Kolcaba dan Kolcaba’s (1991)
dalam pekerjaan adalah sebagai “Pembebasan dari ketidaknyaman, untuk mencapai
bagian yang nyaman dan puas untuk tenang dan apapun yang membuat hidup menjadi
mudah atau menyenangkan” (Ruland and Moore, 1998, p 172).
Pengalaman
martabat (harga diri) dan kehormatan Setiap akhir penyakit pasien adalah “Ingin
dihormati dan dinilai sebagai manusia” (Ruland & Moore, 1998,p, 172). Di
konsep ini memasukkan ide personal tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip
etik otonomi atau rasa hormat untuk
orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan sebagai orang yang
menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang sebagai awal untuk
proteksi (United states, 1978).
2. Merasakan
Damai
Damai adalah
“Perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas) dari kecemasan,
kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland & Moore, 1998, p 172). Tenang
meliputi fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.
3. Kedekatan
untuk kepentingan lainnya
Kedekatan
adalah “Perasaan menghubungkan antara antara manusia dengan orang yang menerima
pelayanan” (Ruland & Moore, 1998, p 172). Ini melibatkan kedekatan fisik
dan emosi yang diekspresikan dengan kehangatan, dan hubungan yang dekat
(intim).
4. Use
of Empirical Evidence
Teori end of life (EOL) atau pengakhiran hidup dengan
damai berdasar dari kejadian yang empiris baik dari pengalaman perawat
professional maupun dari review literature yang berkaitan dengan variable
teori. kelompok yang terdiri dari perawat professional/ahli yang mengembangkan
standar perawatan pada teori peaceful EOL mempunyai pengalaman klinik paling
sedikit 5 tahun dalam menangani pasien dengan penyakit terminal. Standar
perawatan yang didapat dari praktek dam literature review tersebut terdiri dari
pain management, kenyamanan, nutrisi, dan relaksasi. Sudut pandang teori ini
mencakup beberapa tujuan yang berhubungan dengan kejadian empiris yang
berhubungan. Oleh karenanya, hipotesis yang eksplisit dapat diturunkan dari
pernyatan yang saling berhubungan tersebut secara mudah untuk di tes atau untuk
kepentingan mereka. perlu dicatat bahwa pengarang dari standar perawatan dan
teori EOL tersebut berusaha untuk
membahas beberapa aspek dan dijelaskan dengan gambling, konsep yang bisa
diobservasi dan hubungan yang menunjukan arah perawatan.
5. Major
Assumptions
Keperawatan, Orang
(pasien), Lingkungan, dan Kesehatan (Sehat-Sakit)
Karena
teori Peaceful EOL diturunkan dari standar perawatan yang ditulis oleh tim
perawat ahli dan professional yang sudah bepengalaman menghadapi kasus
terminal, konsep metaparadigm mengikuti sifat dari fenomena keperawatan,
perawatan yang kompleks dan holistic dibutuhkan sebagai syarat bisa terjadi
peaceful EOL.
2
asumsi dari teori Ruland dan Moore (1998) adalah sebagai berikut:
a.
Kejadian
dan perasaan pada perawatan peaceful EOL bersifat personal dan individual,
sangat subjektif.
b.
Peran
perawat sangat penting dalam menciptakan kondisi peaceful EOL. Perawat mengkaji
dan menganalisa petunjuk atau data yang menggambarkan pengalaman seseorang
tentang EOL yang diharapkan olehnya serta member intervensi yang sesuai untuk
meningkatkan atau menjaga keadaan peaceful, bahkan pada pasien yang sekarat
atau menjelang ajal dan tidak bisa berkomunikasi verbal.
Dua asumsi tambahan yang
implicit atau tidak dituliskan secara langsung adalah:
a.
Keluarga,
adalah istilah yang mempengaruhi semua secara signifikan, merupakan komponen
penting dalam peaceful EOL
Tujuan dari peaceful EOL bukan untuk
mengoptimalkan perawatan, yang biasanya lebih kearah memberikan yang terbaik,
perawatan paling canggih, yang biasanya mengarah kepada over treatment atau
terlalu banyak diberi treatment. Tujuan dari perawatan EOL adalah memaksimalkan
treatment, yang berarti memberikan yang terbaik yang masih mungkin bisa
diterima, menggunakan teknologi yang memberikan kenyamanan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai dan sukses
Pertanyaan Untuk Mahasiswa :
Nomor 1-5 : Apakah inti dan tujuan dari teori End of Life ini?
Nomor 6-10 : apakah keuntungan dan kekurangan pengaplikasian teori end of life ke pasien yang akan meninggal?
Nomor 11-20 : Bagaimana pelayanan end of life di tempat anda masing-masing?
Nomor 20 keatas : kemukakan gagasan pelayanan end of life anda yang dapat diplikasikan di tempat anda.
Video referensi :
https://www.youtube.com/watch?v=nyPZEtCa88k