Pada tahun 2001, komunitas
Internasional mengesahkan Millenium
Development Goals (MDGs) yang di termasuk di dalamnya terdapat 121 negara.
Komitmen yang dibangun di MDGs ini mencerminkan keinginan untuk meningkatkan secara signifikan status
kesehatan dunia dan mengenali pokok permasalahan sakit dan penyakit yang tidak
terdistribusi secara sama. Ketidakmerataan utama pada status kesehatan dan
harapan hidup terjadi diantara masyarakat yang kaya dengan yang miskin, antara
negara berkembang dan sedang berkembang, antara laki-laki dan perempuan dan antara
masyarakat pedesaan dan metropolitan (ICN, 2011).
Sepuluh tahun telah berjalan,
perkembangan signifkan telah dicapai program ini, dalam laporan evaluasi pada
tahun 2009 digaris bawahi adanya peningkatan perkembangan intervensi kesehatan
pada beberapa penyakit seperti malaria, HIV dan imunisasi measles. Namun,
laporan juga menggaris bawahi masih banyak terjadi jurang lebar dalam
kesehatan, kehidupan, dan harapan hidup sehat beberapa grup masyarakat di
beberapa negara (ICN, 2011).
World health Organizations
tahun 2008 merilis fakta pada pertengahan waktu sebelum 2015 ini target MDGs
telah cukup sukses namun ketidak meratanya status kesehatan masih sangat
terlihat jelas di antara negara-negara dan trend yang berkembang saat ini
negara dengan pendapatan rendah tidak mampu mencapai target MDGs ini
(WHO,2008). Di Indonesia sendiri, Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemKes RI) pada tahun 2013, didapatkan
data yang cukup mencengangkan dimana ternyata 5 dari 8 poin yang ada di atas
berstatus merah dan dengan status sangat sulit tercapai dalam tenggat waktu
hingga 2015. Berikut adalah kelima poin yang masih merah tersebut (Kemenkes RI,
2013):
Pemerataan layanan
kesehatan penting dilakukan untuk mencapai standart kesehatan masyarakat yang
diharapkan. Solusi kunci dari permasalahan di atas adalah peningkatan akses
layanan kesehatan (ICN, 2011). Peningkatan akses layanan kesehatan merupakan
jalan tercapainya kualitas kesehatan masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan. Pelayanan kesehatan yang
merata sebenarnya sudah menjadi hak masyarakat sesuai dengan Deklarasi
Universal Hak Manusia. Setiap manusia mempunyai semua hak dan kebebasan tanpa
adanya perbedaan apapun seperti warna
kulit, gender, bahasa, keprcayaan, status ekonomi dan lainnya (McCoy, 2003).
Namun, pelayanan kesehatan
yang merata sendiri masih terkendala oleh biaya, jarak antara layanan kesehatan
dan masyarakat yang membuat layanan kesehatan tidak selayaknya, kualitas
layanan yang rendah dan ketersediaan yang sangat minim. Faktor lain yang berpengaruh
adalah bahasa dan kebijakan pemerintah selain faktor akses layanan kesehatan,
faktor status ekonomi masyarakat, geografi, penyerapan tenaga kerja,
pendidikan, gender adalah element penting yang mendatangkan impact besar buat pencapaian status kesehatan
(ICN, 2011). Hal ini mengakibatkan layanan kesehatan yang merata sampai daerah
terpencil di negara berkembang dengan biaya yang murah dengan akses yang dapat
dijangkau akan menjadi solusi efektif dan mampu meningkatkan status kesehatan
masyarakat secara signifikan ke depan. Oleh karena itulah kami mencoba
memberikan ide ‘Mobile Healthy Truck’ ini sebagai salah satu solusinya.
KONSEP
MOBILE HEALTHY TRUCK
Mobile Healthy Truck adalah Sebuah truk
khusus yang mengangkut peralatan medis mulai dari obat-obatan sampai alat-alat
pemeriksa kesehatan seperti USG atau X-ray kecil jika memungkinkan. Truk ini
bertujuan untuk mampu menjangkau daerah-daerah terpencil, terluar dan
tertinggal di seluruh Indonesia.
Sumber : |
Oleh karena tujuannya untuk dapat
menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia, maka perlu sebuah truk khusus
dengan daya besar yang mampu menanjak, atau melewati daerah daerah yang sulit
di Indonesia. Desain yang khusus juga diperlukan agar kelengkapan medis yang
termuat didalamnya tidak berantakan selama perjalanan.
Sumber : |
Kelengkapan
Truk ini yaitu :
- Parabola Internet : Parabola Internet ini bertujuan agar bisa menyambungkan pemeriksaan di desa tersebut dengan dunia luar. Dengan Layanan internet ini, pemeriksa (Dokter, Bidan atau tenaga kesehatan lain) dapat berkonsultasi dengan tenaga yang lebih ahli. Selain itu juga bisa mencari referensi atau data-data yang diperlukan. Data hasil pemeriksaan desa tersebut bisa langsung dikirimkan ke pusat tidak perlu menunggu truk kembali sehingga bisa diambil keputusan yang lebih cepat.
- Obat-Obatan : Obat-obatan tentunya menjadi hal utama yang dibawa dalam truk ini. Selain obat-obatan dasar, obat obatan khusus seperti untuk ‘hecting’ dan obat lainnya seperti infus. Hanya saja obat-obat yang diperkirakan berbahaya untuk dibawa tidak perlu tersedia dalam truk ini.
- Alat pemeriksa Kesehatan : Alat pemeriksa kesehatan tentu saja harus ada seperti stetoskop, tensimeter dan semacamnya. Yang kemudian bisa dipertimbangkan lebih lanjut adalah alat-alat lebih canggih seperti ketersediaan USG atau alat imaging lain sehingga bisa menangani kejadian fraktur atau deteksi tumor dan kegunaan lainnya.
- Peralatan Medis lain : Peralatan medis lain yang perlu dibawa seperti tabung oksigen, ranjang pasien, standart infuse, handscoon dan lainnya.
- Pasokan Listrik Sendiri : Pasokan listrik sendiri menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan. Tidak menutup kemungkinan di daerah terpencil yang dikunjungi tidak ada aliran listriknya. Oleh karena itu sumber daya listrik harus tersedia secara mandiri, dapat menggunakan genset atau yang lebih modern dengan memanfaatkan cahaya matahari berbasis solar system.
- Kelengkapan lain : Kelengkapan lain disini adalah kelengkapan selain medis seperti lampu penerangan tambahan, atau ban cadangan dan lainnya
LAYANAN
YANG DIBERIKAN
Layanan yang diberikan oleh truk kesehatan
ini tidak hanya terbatas kepada pengobatan saja tapi juga pencegahan dan
rehabilitasi. Layanan yang dapat diberikan yaitu :
- Layana Primer : Layanan Primer berupa upaya untuk mencegah penyakit mulai dari penuluhan kesehatan, skreening dan pemeriksaan kesehatan.
- Layanan Sekunder : Layanan Sekunder diperuntukkan bagi masyarakat yang sakit berupa pengobatan.
- Layanan Tersier : Adalah layanan yang diberikan bagi masyarakat setelah sakit seperti terapi rehabilitasi setelah stroke dan semacamnya,
HAL
HAL KHUSUS
Penamaan ‘Mobile’ dalam usulan yang kami
berikan adalah sebagai penanda bahwa truk ini nantinya tidak akan tinggal
secara tetap disuatu tempat tapi lebih sebagai perintis yang berpindah tempat
secara reguler. Karena tugasnya yang ‘merintis’ ke daerah terpencil dan
terluar, maka ketangguhannya harus diperhatikan. Tidak bisa menggunakan model
truk biasa namun sudah bergaya truk militer yang tangguh disegala medan.
Truk Perintis Unimog, sumber : |
Penyediaan Layanan internet sangat penting
sebagai penghubung antara daerah terpencil tadi dengan wilayah luar. Hal ini
akan sangat membantu petugas di wilayah tersebut untuk mendapatkan informasi
terbaru atau juga manfaat lainnya seperti untuk konsultasi ke ahli.
Perlunya koordinasi yang sangat baik dengan
wilayah-wilayah yang dilalui karena sifatnya yang mobile. Hal ini berkaitan
dengan pasokan Bahan Bakar, Obat, makanan dan keperluan lainnya. Jangan sampai
truk ini sendiri kekurangan sumber daya sehingga terjebak di sebuah daerah.
Oleh karena itu setelah meninggalkan sebuah wilayah terpencil dan kembali ke
sebuah kota, truk ini akan melakukan ‘pengisian ulang’ dan jadwal ini harus
diprogram dengan baik bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Hal lain lagi mungkin yang menjadi
perhatian adalah masalah biaya. Pasti tidak murah untuk dapat melaksanakan
konsep ini. Kerjasama dengan pihak swasta melalui program CSR (Corporate Social
Responsibility) dapat dijadikan salah satu solusi. Pembagian tugas anatara
pemerintah pusat dengan daerah juga daapt dilakukan misalnya Pusat memberikan
Truk dan perlengkapannya sedangkan daerah memberikan biaya perawatan dan
‘kelangsungan hidupnya’.
Peningkatan
Akses yang Merata
Tidak
diragukan lagi diperlukan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan yang merata
diseluruh Indonesia. Dan bila kita berkata ‘percepatan’, maka diperlukan
‘terobosan-terobosan’ untuk dapat mencapai tujuan.
Salah
satu terobosan yang perlu dicapai adalah bagaimana bisa mencapai daerah
terpencil, terluar dan tertinggal tanpa harus menunggu daerah tersebut
berkembang, atau tanpa harus menunggu sistem bekerja. Mobile Healthy Truck ini
dapat menjadi salah satu terobosan terjangkaunya akses kesehatan oleh mereka.
Tentu
saja berbagai program lain yang dikonsep dalam pembangunan yang merata harus
juga dilakukan. Karena dengan pembangunan-lah akan dapat meningkatkan status
kehidupan masyarakat di daerah terpencil, terluar dan tertinggal termasuk juga
tingkat kesehatan.
Daftar pustaka :
Kemkes RI, 2013. Upaya Percepatan Pencapaian Rpjmn 2014 Dan Mdgs 2015 Kementerian Kesehatan Ri.
Depkes, 2009. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015.
Enda Yutari, 2005. MDG's Indonesia Sehat 2015.
Enda Yutari, 2005. MDG's Indonesia Sehat 2015.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Perdesaan Sehat 2014.
0 komentar:
Post a Comment