Sunday, November 30, 2014

KERJASAMA MULTISEKTORAL UNTUK PEMBANGUNAN PULAU WISATA SURAMADU : Karapan Sapi Nasional



"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia"

- Pembukaan UUD 1945 –



      Adalah sebuah penggalan dari pembukaan UUD 1945 yang sakral dan menjadi jiwa dari didirikannya negara Indonesia beserta Pemerintahannya, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan harapan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita di tanggal 17 Agustus ini, dengan menjadikan bangsa ini bangsa yang berdaulat untuk mencapai Indonesia yang lebih maju, lebih sejahtera dan menjadi ibu pertiwi bagi semua penduduknya.
Tidak mudah tentunya saat perjuangan dulu, dimana para pahlawan berkorban jiwa dan raga untuk memenangkan kemerdekaan dengan harapan mulia, cita-cita luhur untuk melihat anak cucu mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik disetiap aspek kehidupan. Hal inilah yang tentu menjadi motivasi bersama kita untuk membangun Indonesia yang makmur merata di seluruh wilayahnya.


SURAMADU

Suramadu, kata ini adalah ‘representasi’ dari Jembatan yang menghubungkan dua daerah yaitu Surabaya dan Madura yang masih berada dalam satu Provinsi Jawa timur. Melintasi selat madura, jemabatan ini menjadi Jembatan terpanjang di Indonesia saat ini dengan panjang 5.438m. Dan tujuan dari pembangunan jembatan ini sendiri adalah untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi yang relatif tertinggal di banding kawasan jawa timur lain.
Jembatan Suramadu telah menjadi Ikon sendiri terutama bagi warga Jawa Timur. Telah banyak wisatawan lokal yang berkunjung untuk melihat jembatan ini. Tapi disinilah masalahnya, jembatan yang seharusnya hanya menjadi pemercepat kemajuan menjadi tujuan kemajuan sendiri. Jembatan yang seharusnya hanya menjadi sarana mempermudah bagi wisatawan untuk berkunjung malah menjadi tujuan kunjungan itu sendiri. Seharusnya wisatawan selain melihat Jembatan Suramadu, tapi juga menyeberang dan menikmati keindahan Pulau Madura dan inilah yang belum terlaksana. Masih banyak hal yang bisa dikunjungi di Madura.

Bersama Kita Bisa, Kerjasama Multisektoral.
Saya ingin memulai dengan Kalimat “Tidak ada yang tidak mungkin bila kita berusaha!”, “tidak ada perubahan tanpa ada keinginan untuk berubah”.
Lihatlah beberapa daerah di tempat lain di Jawa Timur. Salah satunya kota Jember. Kota ini dulu hampir tidak terdengar keindahannya untuk wisatawan. Tapi sekarang dengan adanya Even nasional atau bahkan telah terdengar ke negara lain yaitu adanya “Jember Fashion Festival”, kota Jember telah menjadi tujuan wisata turis lokal ataupun internasional dengan meriahnya ‘JFF’ yang dilaksanakan. Dan sekarang saya dengar Banyuwangi-pun telah bersiap dengan beberapa even nasional yang digelar disana seperti “tour de east java’ yang finish di banyuwangi dan peserta serta wisatawan langsung disambut keindahan banyuwangi. Banyuwangi telah bersiap untuk menajdi kota pariwisata selanjutnya.
Citra seperti inilah yang sepertinya belum ditunjukkan oleh Madura. Walau sudah memiliki beberapa budaya yang terkenal seperti Karapan sapi, gaung-nya kurang menggema dan kurang dapat menggerakkan madura seluruhnya.

Apa yang dimaksud dengan kerjasama multisektor?
Kerjasama Multisektor adalah kerjasama dari berbagai sektor yang ada, seperti individu, komunitas dan pemerintah, yang mana terkoordinasi dengan baik. Berbeda dengan kondisi saat ini dimana semuanya sepertinya berjalan secara sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi sehingga capaian yang didapatkan tidak maksimal.
Filosofi dari Kerjasama multisektor ini adalah kegiatan yang dimulai dari tingkatan paling kecil yaitu individu dan keluarga, kemudian semakin membesar, semakin meningkat hingga level pemerintah dan internasional yang terkoordinasi dengan baik. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas individu dalam hal ini adalah untuk mensukseskan madura sebagai ‘Pulau Pariwisata’ di Indonesia.



Kerjasama Multisektoral di atas akan berfokus kepada pengembangan :
1. Seni dan Budaya Utama Daerah
2. Sarana dan Prasana Wisata
3. Industri Penunjang Wisata
4. Kebersihan, Keamanan dan Kenyamanan
5. Teknologi dan Informasi


Harapan dari Konsep ini adalah pembangunan yang tidak berbasis tempat wisata saja, mengembangkan satu wilayah saja, tapi pembangunan wisata berbasis kebudayaan daerah, masyarakatnya. Dengan demikian tiap daerah di Madura akan memiliki potensi wisatanya masing-masing dan dapat berkembang dengan baik karena didorong oleh setiap lapisan terutama masyrakatnya sendiri.
Mungkin konsep ini secara tidak langsung telah diterapkan seperti di Bali dimana semua aspek dibali sangat bertujuan untuk mengembangkan wisatanya. Dengan demikian akan banyak industri yang dapat terstimulasi bukan hanya pada tempat wisata, seperti industri makanan, kaos dan pernak-pernik, industri tempat tinggal dan sebagainya.

FESTIVAL “MADURA KARAPAN SAPI NASIONAL’.
Apa yang telah menjadi salah satu Ikon Wisata di Madura adalah Karapan Sapi. Asli budaya daerah dan memiliki nilai ‘eksotis’ serta menarik. Hanya saja sampai saat ini telihat penyelenggaraannya kurang menyeluruh dan tidak serempak. Mungkin kita bisa memulai perubahan besar ini melalui Festival Karapan Sapi Nasional. Bila ingin menjadi kota pariwisata, maka mau tidak mau pemerintah dan masyarakat madura harus melakukan kerja keras untuk membawa ikon daerah ini ke kancah nasional menyaingi ‘sail bunaken’, ‘Jember Fashion Festival, ‘Jakarta Fair’ atau even-even berkelas lainnya.

Konsep ‘Madura Karapan Sapi Nasional’.
Sesuai dengan namanya, karapan sapi ini akan berskala nasional sehingga membutuhkan kerja keras masyarakat madura. Kegiatan ini nanti akan turut mengundang perwakilan/peserta dari seluruh indonesia dan ditargetkan akan mencpai ratusan peserta dari berbagai daerah. Kegiatan ini dapat diselenggarakan selama seminggu dan bertempat di beberapa daerah utama di Madura seperti Bangkalan, Sumenep, Sampang dan Pamekasan. Hal ini mungkin telah dilaksanakan di Madura berjenjang dari tingkat kecamatan dan seterusnya. Namun hal yang mungkin kurang adalah pelaksanaan yang difokuskan dalam sebuah even/acara dalam satu waktu sehingga wisatawan bisa menikmati ‘tur seminggu’ di pulau madura.
Dimulai dari tahap eliminasi dimana akan dipilih 10 kontestan untuk masuk ke babak final. Pada tahap eliminasi di 4 tempat di Madura, masyarakat setempat dapat mengemasnya kedalam sebuah festival daerah yang acara utamanya tetap karapan sapi. Misal di Bangkalan ada Festival makan bebek sambil melihat karapan sapi, di Sumene ada festival tari dan karapan sapi begitu seterusnya. Dua hari terakhir akan diadakan final karapan yang bertempat di sebuah daerah. Acara final ini sudah selayaknya untuk dihadiri Gubernur dan Pejabat setempat untuk lebih mencerminkan dorongan ‘serius’nya acara ini.

Kegiatan pada masing-masing Tingkatan sesuai Filosofi Kerjasama Multisektoral :
Untuk implementasinya, maka semua tingkatan harus bekerja dan bergerak bersama untuk mencapat tujuan yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :
Pada tingkatan Individu dan Keluarga, beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan sejak saat ini seperti :
  • Mendorong anak dan keluarga untuk mempelajari budaya daerah setempat
  • Mempelajari dan mengembangkan kesenian asli daerah
  • Turut aktif mengambil bagian dalam pelaksanaan Karapan Sapi nasional ini dengan menjadi peserta lomba.
  • Mempersiapkan Festifal daerah yang akan ditampilkan  pada saat tahap eliminasi seperti kirab desa/karnival.
  • Masyarakat dapat menampilkan kebudayaan daerah tersebut sehingga wisatawan tidak hanya melihat karapan sapi saja tapi juga kuliner dan budaya lain,
  • Membiasakan diri untuk menyambut wisatawan, misal dengan berlaku ramah dan sopan.
  • Turut serta menjaga keamanan daerah dari perbuatan kriminal sehingga wisatawan nyaman dalam berkunjung.


Pada Tingkatan Komunitas, Organisasi atau Perusahaan dapat dilakukan hal berikut :
  • Membuat industri kreatif yang mendukung seperti usaha oleh-oleh dan lainnya
  • Membuat Komunitas penyambut wisatawan semacan tour guide untuk daerah tertentu
  • Bersama dengan pemerintah desa setepat, dapat membuat Panitia Penyelenggaraan Festival daerah selain karapan sapi yang digelar. Misal Pagelaran Wisata Bahari Keraton Sumenep. Disini anntinya akan dihiasi festival berbau kerajaan dan tempoe dulue. Orang-orang berpakian adat daerah atau kerajaan, kereta kuda dan lain halnya. Ditempat lain mungkin festival kuliner bebek mulai bebek goreng, sayur bebek dan sebagainya.
  • Sektor usaha seperti penginapan, kuliner, transportasi dan lainnya bersiap diri untuk satu minggu tersebut bisa dengan memberikan promo atau menghias angkutannya. 


Sedangkan untuk Level Pemerintahan dapat dilakukan :
  • Membuat acara/even berskala Nasional bernama ‘Madura Karapan Sapi Nasional’ untuk menarik wisatawan baik lokal, nasional, Internasional
  • Membuat kebjiakan-kebijakan strategis yang membantu program Karapan Sapi Nasional ini dan menjadikannya priorotas utama
  • Menggerakkan lurah dan kades seluruh madura untuk berpartisipasi dalam even nasional ini
  • Membuat peraturan/payung hukum yang memadai
  • Menghimpun pelaku bisnis, mengundang wartawan, melakukan ‘press konferensi’ nasional akan penyelenggaraan acara ini.
  • Mengundang dubes negara tetangga untuk menghadiri final karapan sapi.


Penutup
Tentunya masih banyak hal lainnya yang perlu dipersiapkan dan dikerjakan. Namun pada intinya adalah dengan mengajak serta seluruh komponen masyarakat untuk membuat sebuah even nasional. Dengan adanya even nasional yang digarap secara serius ini, pada akhirnya akan mengundang ketertarikan wisatawan. Dengan adanya partisipasi seluruh komponen, pada akhirnya tidak hanya wisata tersebut saja yang memperoleh manfaat, namun juga industri pendukung seperi hotel/penginapan, kuliner, transportasi dan usaha-usaha lainnya.
Pergerakan yang masif melibatkan banyak orang akan memberikan kontribusi yang lebih besar. Sedangkan kegiatan yang terkoordinasi dengan baik akan membuat program-program berjalan efektif dan efisien.

Salam hangat

Hardiyanto 




Wednesday, October 29, 2014

PEMANFAATAN MOBILE HEALTHY TRUCK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA TERTINGGAL, TERLUAR DAN PASCA-KONLIK



Pada tahun 2001, komunitas Internasional mengesahkan Millenium Development Goals (MDGs) yang di termasuk di dalamnya terdapat 121 negara. Komitmen yang dibangun di MDGs ini mencerminkan keinginan untuk  meningkatkan secara signifikan status kesehatan dunia dan mengenali pokok permasalahan sakit dan penyakit yang tidak terdistribusi secara sama. Ketidakmerataan utama pada status kesehatan dan harapan hidup terjadi diantara masyarakat yang kaya dengan yang miskin, antara negara berkembang dan sedang berkembang, antara laki-laki dan perempuan dan antara masyarakat pedesaan dan metropolitan (ICN, 2011).



Sepuluh tahun telah berjalan, perkembangan signifkan telah dicapai program ini, dalam laporan evaluasi pada tahun 2009 digaris bawahi adanya peningkatan perkembangan intervensi kesehatan pada beberapa penyakit seperti malaria, HIV dan imunisasi measles. Namun, laporan juga menggaris bawahi masih banyak terjadi jurang lebar dalam kesehatan, kehidupan, dan harapan hidup sehat beberapa grup masyarakat di beberapa negara (ICN, 2011).

World health Organizations tahun 2008 merilis fakta pada pertengahan waktu sebelum 2015 ini target MDGs telah cukup sukses namun ketidak meratanya status kesehatan masih sangat terlihat jelas di antara negara-negara dan trend yang berkembang saat ini negara dengan pendapatan rendah tidak mampu mencapai target MDGs ini (WHO,2008). Di Indonesia sendiri,  Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemKes RI) pada tahun 2013, didapatkan data yang cukup mencengangkan dimana ternyata 5 dari 8 poin yang ada di atas berstatus merah dan dengan status sangat sulit tercapai dalam tenggat waktu hingga 2015. Berikut adalah kelima poin yang masih merah tersebut (Kemenkes RI, 2013):


Pemerataan layanan kesehatan penting dilakukan untuk mencapai standart kesehatan masyarakat yang diharapkan. Solusi kunci dari permasalahan di atas adalah peningkatan akses layanan kesehatan (ICN, 2011). Peningkatan akses layanan kesehatan merupakan jalan tercapainya kualitas kesehatan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan.  Pelayanan kesehatan yang merata sebenarnya sudah menjadi hak masyarakat sesuai dengan Deklarasi Universal Hak Manusia. Setiap manusia mempunyai semua hak dan kebebasan tanpa adanya  perbedaan apapun seperti warna kulit, gender, bahasa, keprcayaan, status ekonomi dan lainnya (McCoy, 2003).
Namun, pelayanan kesehatan yang merata sendiri masih terkendala oleh biaya, jarak antara layanan kesehatan dan masyarakat yang membuat layanan kesehatan tidak selayaknya, kualitas layanan yang rendah dan ketersediaan yang sangat minim. Faktor lain yang berpengaruh adalah bahasa dan kebijakan pemerintah selain faktor akses layanan kesehatan, faktor status ekonomi masyarakat, geografi, penyerapan tenaga kerja, pendidikan, gender adalah element penting yang mendatangkan impact besar buat pencapaian status kesehatan (ICN, 2011). Hal ini mengakibatkan layanan kesehatan yang merata sampai daerah terpencil di negara berkembang dengan biaya yang murah dengan akses yang dapat dijangkau akan menjadi solusi efektif dan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat secara signifikan ke depan. Oleh karena itulah kami mencoba memberikan ide ‘Mobile Healthy Truck’ ini sebagai salah satu solusinya.


KONSEP MOBILE HEALTHY TRUCK
Mobile Healthy Truck adalah Sebuah truk khusus yang mengangkut peralatan medis mulai dari obat-obatan sampai alat-alat pemeriksa kesehatan seperti USG atau X-ray kecil jika memungkinkan. Truk ini bertujuan untuk mampu menjangkau daerah-daerah terpencil, terluar dan tertinggal di seluruh Indonesia.
Sumber : www.hotbed.com
Oleh karena tujuannya untuk dapat menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia, maka perlu sebuah truk khusus dengan daya besar yang mampu menanjak, atau melewati daerah daerah yang sulit di Indonesia. Desain yang khusus juga diperlukan agar kelengkapan medis yang termuat didalamnya tidak berantakan selama perjalanan. 


Sumber : www.gopixpic.com


Kelengkapan Truk ini yaitu :

  • Parabola Internet : Parabola Internet ini bertujuan agar bisa menyambungkan pemeriksaan di desa tersebut dengan dunia luar. Dengan Layanan internet ini, pemeriksa (Dokter, Bidan atau tenaga kesehatan lain) dapat berkonsultasi dengan tenaga yang lebih ahli. Selain itu juga bisa mencari referensi atau data-data yang diperlukan. Data hasil pemeriksaan desa tersebut bisa langsung dikirimkan ke pusat tidak perlu menunggu truk kembali sehingga bisa diambil keputusan yang lebih cepat.
  • Obat-Obatan : Obat-obatan tentunya menjadi hal utama yang dibawa dalam truk ini. Selain obat-obatan dasar, obat obatan khusus seperti untuk ‘hecting’ dan obat lainnya seperti infus. Hanya saja obat-obat yang diperkirakan berbahaya untuk dibawa tidak perlu tersedia dalam truk ini.
  • Alat pemeriksa Kesehatan : Alat pemeriksa kesehatan tentu saja harus ada seperti stetoskop, tensimeter dan semacamnya. Yang kemudian bisa dipertimbangkan lebih lanjut adalah alat-alat lebih canggih seperti ketersediaan USG atau alat imaging lain sehingga bisa menangani kejadian fraktur atau deteksi tumor dan kegunaan lainnya.
  • Peralatan Medis lain : Peralatan medis lain yang perlu dibawa seperti tabung oksigen, ranjang pasien, standart infuse, handscoon dan lainnya.
  • Pasokan Listrik Sendiri : Pasokan listrik sendiri menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan. Tidak menutup kemungkinan di daerah terpencil yang dikunjungi tidak ada aliran listriknya. Oleh karena itu sumber daya listrik harus tersedia secara mandiri, dapat menggunakan genset atau yang lebih modern dengan memanfaatkan cahaya matahari berbasis solar system. 
  • Kelengkapan lain : Kelengkapan lain disini adalah kelengkapan selain medis seperti lampu penerangan tambahan, atau ban cadangan dan lainnya



LAYANAN YANG DIBERIKAN
Layanan yang diberikan oleh truk kesehatan ini tidak hanya terbatas kepada pengobatan saja tapi juga pencegahan dan rehabilitasi. Layanan yang dapat diberikan yaitu :
  • Layana Primer : Layanan Primer berupa upaya untuk mencegah penyakit mulai dari penuluhan kesehatan, skreening dan pemeriksaan kesehatan.
  • Layanan Sekunder : Layanan Sekunder diperuntukkan bagi masyarakat yang sakit berupa pengobatan.
  • Layanan Tersier : Adalah layanan yang diberikan bagi masyarakat setelah sakit seperti terapi rehabilitasi setelah stroke dan semacamnya, 


HAL HAL KHUSUS

Penamaan ‘Mobile’ dalam usulan yang kami berikan adalah sebagai penanda bahwa truk ini nantinya tidak akan tinggal secara tetap disuatu tempat tapi lebih sebagai perintis yang berpindah tempat secara reguler. Karena tugasnya yang ‘merintis’ ke daerah terpencil dan terluar, maka ketangguhannya harus diperhatikan. Tidak bisa menggunakan model truk biasa namun sudah bergaya truk militer yang tangguh disegala medan.


Truk Perintis Unimog, sumber : otomotif.news.viva.co.id


Penyediaan Layanan internet sangat penting sebagai penghubung antara daerah terpencil tadi dengan wilayah luar. Hal ini akan sangat membantu petugas di wilayah tersebut untuk mendapatkan informasi terbaru atau juga manfaat lainnya seperti untuk konsultasi ke ahli.

Perlunya koordinasi yang sangat baik dengan wilayah-wilayah yang dilalui karena sifatnya yang mobile. Hal ini berkaitan dengan pasokan Bahan Bakar, Obat, makanan dan keperluan lainnya. Jangan sampai truk ini sendiri kekurangan sumber daya sehingga terjebak di sebuah daerah. Oleh karena itu setelah meninggalkan sebuah wilayah terpencil dan kembali ke sebuah kota, truk ini akan melakukan ‘pengisian ulang’ dan jadwal ini harus diprogram dengan baik bekerja sama dengan pemerintah setempat.

Hal lain lagi mungkin yang menjadi perhatian adalah masalah biaya. Pasti tidak murah untuk dapat melaksanakan konsep ini. Kerjasama dengan pihak swasta melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) dapat dijadikan salah satu solusi. Pembagian tugas anatara pemerintah pusat dengan daerah juga daapt dilakukan misalnya Pusat memberikan Truk dan perlengkapannya sedangkan daerah memberikan biaya perawatan dan ‘kelangsungan hidupnya’.



Peningkatan Akses yang Merata

Tidak diragukan lagi diperlukan Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan yang merata diseluruh Indonesia. Dan bila kita berkata ‘percepatan’, maka diperlukan ‘terobosan-terobosan’ untuk dapat mencapai tujuan.



Salah satu terobosan yang perlu dicapai adalah bagaimana bisa mencapai daerah terpencil, terluar dan tertinggal tanpa harus menunggu daerah tersebut berkembang, atau tanpa harus menunggu sistem bekerja. Mobile Healthy Truck ini dapat menjadi salah satu terobosan terjangkaunya akses kesehatan oleh mereka.
Tentu saja berbagai program lain yang dikonsep dalam pembangunan yang merata harus juga dilakukan. Karena dengan pembangunan-lah akan dapat meningkatkan status kehidupan masyarakat di daerah terpencil, terluar dan tertinggal termasuk juga tingkat kesehatan.



Daftar pustaka :

Kemkes RI, 2013. Upaya Percepatan Pencapaian Rpjmn 2014 Dan Mdgs 2015 Kementerian Kesehatan Ri.
Depkes, 2009. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015. 
Enda Yutari, 2005. MDG's Indonesia Sehat 2015. 


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Perdesaan Sehat 2014.


KERJASAMA MULTISEKTORAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT YANG MERATA



"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia"

- Pembukaan UUD 1945 –


      Adalah sebuah penggalan dari pembukaan UUD 1945 yang sakral dan menjadi jiwa dari didirikannya negara Indonesia beserta Pemerintahannya, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan harapan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita di tanggal 17 Agustus ini, dengan menjadikan bangsa ini bangsa yang berdaulat untuk mencapai Indonesia yang lebih maju, lebih sejahtera dan menjadi ibu pertiwi bagi semua penduduknya.
Tidak mudah tentunya saat perjuangan dulu, dimana para pahlawan berkorban jiwa dan raga untuk memenangkan kemerdekaan dengan harapan mulia, cita-cita luhur untuk melihat anak cucu mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik disetiap aspek kehidupan. Hal inilah yang menjadi motivasi bersama kita untuk membangun Indonesia Sehat, membangun insan sehat berkualitas yang merata di seluruh wilayah.


Komitmen Indonesia Sehat dalam Kesepakatan MDG’s 2015
Apakah arti Indonesia Sehat itu? Apa parameter rakyat bangsa ini dikatakan sehat? Indonesia telah memiliki Visi Misi Indonesia Sehat 2010 yang kemudian diubah menjadi Indonesia Sehat 2015. Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan sehat yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, 2009).


Komitmen Indonesia Sehat 2015 yang dibuat pemerintah ini sejalan dengan program-program pemerintah lain dalam Komitmen Millennium Development Goals atau disingkat menadi MDGs yang adalah Sebuah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan bersama kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000. Terdapat delapan poin tujuan target untuk dicapai pada tahun 2015 yang merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan pada bulan September 2000 lalu. Pemerintah Indonesia sendiri turut serta menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu yang mengartikan adanya komitmen dan keinginan yang jelas dari pemerintah untuk memajukan, mensejahterakan dan menyehatkan masyarakat (enda Yutari, 2005).

Ke-delapan poin dalam MDG’s yang perlu dicapai tersebut adalah :
1.    Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
2.    Mencapai pendidikan untuk semua
3.    Mendorong Keseteaan Gender dan pemberdayaan Perempuan
4.    Menurunkan angka kematian anak
5.    Menurunkan 2/3 angka kematian ibu
6.    Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya
7.    Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
8.    Mengembangkan Kemitraan Global untuk pembangunan


Lalu Bagaimanakan perkembangan pencapaian MDG’s di Indonesia saat ini?
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemKes RI) pada tahun 2013, didapatkan data yang cukup mencengangkan dimana ternyata 5 dari 8 poin yang ada di atas berstatus merah dan dengan status sangat sulit tercapai dalam tenggat waktu hingga 2015. Berikut adalah kelima poin yang masih merah tersebut (Kemenkes RI, 2013):


Sungguh sangat disayangkan, program yang telah berjalan mulai dari tahun 2000 tersebut, atau sudah 13 tahun berjalan, ternyata masih menunjukkan pencapaian yang tidak menggembirakan. Status merah yang disandang mengartikan masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah baik secara langsung maupun menggandeng berbagai pihak terkait.

Hal inilah yang kemudian harus kita jadikan dasar pandangan bersama untuk mengatasi masalah. Dibutuhkan secara segera peningkatan kualitas kesehatan terutama pada daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik karena kita tahu di perkotaan fasilitas kesehatan sudah cukup baik. Permasalahan yang sering terjadi pada tabel diatas terdapat pada tempat-tempat dengan fasilitas kesehatan yang kurang.

Lalu bagaimana solusi permasalahan tersebut?. Disini saya mencoba mengajukan solusi dengan judul :

“KERJASAMA MULTISEKTORAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBANGUNAN

 PERDESAAN SEHAT YANG MERATA DI INDONESIA”



Bersama Kita Bisa, Kerjasama Multisektoral.

Apa yang dimaksud dengan kerjasama multisektor?
Kerjasama Multisektor adalah kerjasama dari berbagai sektor yang ada, seperti individu, komunitas dan pemerintah, yang mana terkoordinasi dengan baik. Berbeda dengan kondisi saat ini dimana semuanya sepertinya berjalan secara sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi sehingga capaian yang didapatkan tidak maksimal.

Filosofi dari Kerjasama multisektor ini adalah kegiatan yang dimulai dari tingkatan paling kecil yaitu individu dan keluarga, kemudian semakin membesar, semakin meningkat hingga level pemerintah dan internasional yang terkoordinasi dengan baik. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas kesehatan tiap individu terutama pada desa tertinggal, terluar dan pasca-konflik.



Kerjasama Multisektoral diatas akan berfokus kepada pengembangan :
1. Percepatan ketersediaan Dokter Puskesmas bagi seluruh puskesmas di daerah tertinggal 
2. Percepatan ketersediaan Bidan Desa bagi seluruh desa di daerah tertinggal 
3. Percepatan ketersediaan Air Bersih bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal 
4. Percepatan ketersediaan Sanitasi bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal 
5. Percepatan ketersediaan Gizi Seimbang bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita



Kegiatan pada masing-masing Tingkatan : 

Untuk implementasinya, maka semua tingkatan harus bekerja dan bergerak bersama untuk mencapat tujuan kualitas kesehatan masyarakat yang merata. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :

Pada tingkatan Individu dan Keluarga, beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan sejak saat ini seperti :
  • Mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh petugas setempat agar kita tahu lebih banyak tentang kesehatan
  • Menjaga Kesehatan Anggota rumah tangga dengan mengikuti Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)
  • Memeriksa secara berkala kesehatan keluarga.
  • Membawa secara cepat dan dini anggota keluarga yang sakit agar tidak terlambat
  • Menghemat penggunaan air bersih melalui penggunaan yang bijaksana, turut menjaga kelestarian lingkunga.
  • Diversifikasi/pemanfaatan keanekaragaman makanan untuk mendapatkan kecukupan gizi yang baik.
  • Mengajukan permohonan ke pemerintah setempat untuk kehadiran tenaga kesehatan (Dokter, Bidan atau Perawat).


Pada Tingkatan Komunitas, Organisasi atau Perusahaan  masyarakat dapat dilakukan hal berikut :
  • Membantu Kinerja Pemerintah dengan melakukan penyuluhan atau kampanye kesehatan kepada masyarakat di desa tertinggal yang bisa dibungkus dalam acara jalan sehat atau lainya
  • Mengadakan Bakti Sosial melalui pengobatan atau pemeriksaan kesehatan gratis
  • Memberikan asuransi kesehatan kepada para pekerja perusahaan.
  • Bisa membatu pemerintah dalam hal kerjasama pendanaan sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility)
  • Komunitas NETIZEN dapat melakukan Kampanye di media sosial dengan tema kepedulian terhadap kesehatan di desa tertinggal. Kampanye bisa dibentuk dalam konsep ‘trending topic twiter’ atau ‘konser nasional’ untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemerataan kesehatan. 



Sedangkan untuk Level Pemerintahan dan Global dapat dilakukan :


Pemerintah Daerah
  • Secara aktif dan terarah mengembangkan program-program langsung untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
  • Bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam hal pendanaan dan program bantuan
  • Menindak tegas oknum-oknum yang melakukan perusakan lingkungan di wilayahnya karena dapat menyebabkan kelangkaan air bersih.
  • Memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah untuk dididik menjadi tenaga kesehatan di daerah Pusat-Pusat pendidikan.
  • Menggalakkan Program PHBS sebagai salah satu standart pelayanan di Puskesmas.


Pemerintah Pusat 
  • Membuat payung hukum yang suportif terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara merata.
  • Membuat Kebijakan yang membantu pemerataan kesehatan di Indonesia seperti adanya Perdesaan Sehat ini
  • Mengadakan program untuk mengirimkan tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat ke dea tertinggal dan juga secara langsung memberikan intensif atau penghargaan.
  • Memberikan penghargaan kepada Insan-Insan yang memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan kesehatan desa tertinggal. 

Tentu masih banyak program lain yang dapat dilakukan dan mungkin lebih tepat untuk dilaksanakan. Namun Inti dari gagasan diatas adalah untuk menggerakkan seluruh komponen dan bergerak secara bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu untuk meningkatkan kualias kesehatan masyarakat terutama pada daerah tertinggal, terluar dan pasca-konflik. 


Pembangunan Pedesaan Sehat dengan Integrasi Kearifan Lokal

Ketidakmerataan masih menjadi problema bangsa ini. Bukan hanya ketidakmerataan kaya-miskin, ketidakmerataan pendidikan dan akses listrik, tapi juga ketidakmerataan pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan ketidakmerataan pembangunan yang lebih terpusat di pulau jawa. Akibatnya, terjadi kesenjangan kehidupan dengan pulau lainnya. Oleh karena itu, pembangunan Perdesaan Sehat tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan pusat saja, kita juga harus bisa memanfaatkan sumber daya setempat yang tersedia.



Secara umum makna local wisdom (kearifan lokal/setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana. Kearifan lokal adalah dasar untuk pengambilan kebijakkan pada level lokal dibidang kesehatan, pertanian, pendidikan, pengelolaan sumber daya alam dan kegiatan masyarakat pedesaan.

Dalam hubungannya dengan Pembangunan Kualitas Kesehatan desa tertinggal melalui Perdesaan Sehat, adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan daerah itu, sumber daya yang tersedia baik alam, alat maupun tenaga manusia di daerah itulah disebut dengan menggunakan kearifan lokal. Kearifan Lokal ini membutuhkan masyarakat aktif yang mampu bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap permasalahan kesehatan yang ada dalam Konsep Perdesaan Sehat.


Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk melibatkan peran masyarakat dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat itu sendiri. Dalam praktenya, ada bebebarapa tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu :
  • Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
  • Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kebijakan kesehatan di daerah mereka.
  • Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kesehatan masyarakat.
  • Mendapatkan data masalah kesehatan masyarakat terkini yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi program kebijakan kesehatan yang akan dilakukan yang tepat sasaran sesuai masalah kesehatan yang ada.
  • Memanfaatkan Sumber daya yang ada di desa/wilayah tersebut untuk menunjang perbaikan kualitas kesehatan baik itu sumber daya alam, manusia atau alat dan gedung.



Pemanfaatan Kreatif Kearian Lokal
Salah satu ide kreatif yang dapat digunakan misalnya adalah pembayaran akses kesehatan dengan hasil sumber alam setempat. Misal pada daerah penghasil lombok, maka bila masyarakat tidak memiliki uang saat itu, mereka bisa memberikan hasil tani lombok mereka untuk menjadi alat bayar. Hal ini tentunya membutuhkan unit kerja lain untuk dapat menkonversikan ‘lombok’ tadi menjadi uang. Tapi inilah yang namanya pemanfaatan kearifan lokal untuk membantu masyarakat setempat.
Kemudian lagi bisa kita memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah yang memenuhi syarat untuk kemudian dididik di tempat lain yang memiliki pusat-pusat pendidikan. Setelah lulus tentunya mereka diwajibkan untuk kembali ke tempat mereka dan memberikan kontribusinya.


Indonesia sehat, Indonesia Hebat
Beberapa permasalahan di bidang Kesehatan memang masih mendapatkan skor merah dalam program MDG’s. Tapi kita masih yakin bahwa rakyat indonesia kelak secara keseluruhan dapat mengakses pelayanan kesehatan secara merata dan meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat terutama pada daerah tertinggal.
Sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu dimana masyarakat turut serta aktif untuk menjaga kesehatannya, maka dengan usaha bersama semua lapisan dimulai dari masyarakat sendiri, komunitas hingga usaha aktif pemerintah, kita yakin cita-cita kemerdekaan di segala bidang terutama dalam bidang Kesehatan dengan kualitas yang merata akan tercapai.
Bila masyarakat sehat, pekerja dapat bekerja dengan baik untuk mendapatkan penghasilan yang cukup dan menggerakkan roda perekonomian bangsa, anak-anak dapat sekolah dan menjadi masa depan yang lebih cerah, peneliti dan birokrasi pemerintah dapat bekerja dengan baik untuk memajukan bangsa.



Daftar pustaka :

Kemkes RI, 2013. Upaya Percepatan Pencapaian Rpjmn 2014 Dan Mdgs 2015 Kementerian Kesehatan Ri.
Depkes, 2009. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015. 
Enda Yutari, 2005. MDG's Indonesia Sehat 2015. 


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Perdesaan Sehat 2014.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes