Wednesday, October 29, 2014

KERJASAMA MULTISEKTORAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT YANG MERATA



"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia"

- Pembukaan UUD 1945 –


      Adalah sebuah penggalan dari pembukaan UUD 1945 yang sakral dan menjadi jiwa dari didirikannya negara Indonesia beserta Pemerintahannya, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan harapan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita di tanggal 17 Agustus ini, dengan menjadikan bangsa ini bangsa yang berdaulat untuk mencapai Indonesia yang lebih maju, lebih sejahtera dan menjadi ibu pertiwi bagi semua penduduknya.
Tidak mudah tentunya saat perjuangan dulu, dimana para pahlawan berkorban jiwa dan raga untuk memenangkan kemerdekaan dengan harapan mulia, cita-cita luhur untuk melihat anak cucu mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik disetiap aspek kehidupan. Hal inilah yang menjadi motivasi bersama kita untuk membangun Indonesia Sehat, membangun insan sehat berkualitas yang merata di seluruh wilayah.


Komitmen Indonesia Sehat dalam Kesepakatan MDG’s 2015
Apakah arti Indonesia Sehat itu? Apa parameter rakyat bangsa ini dikatakan sehat? Indonesia telah memiliki Visi Misi Indonesia Sehat 2010 yang kemudian diubah menjadi Indonesia Sehat 2015. Dalam Indonesia Sehat 2015, lingkungan sehat yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, 2009).


Komitmen Indonesia Sehat 2015 yang dibuat pemerintah ini sejalan dengan program-program pemerintah lain dalam Komitmen Millennium Development Goals atau disingkat menadi MDGs yang adalah Sebuah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan bersama kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000. Terdapat delapan poin tujuan target untuk dicapai pada tahun 2015 yang merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan pada bulan September 2000 lalu. Pemerintah Indonesia sendiri turut serta menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu yang mengartikan adanya komitmen dan keinginan yang jelas dari pemerintah untuk memajukan, mensejahterakan dan menyehatkan masyarakat (enda Yutari, 2005).

Ke-delapan poin dalam MDG’s yang perlu dicapai tersebut adalah :
1.    Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
2.    Mencapai pendidikan untuk semua
3.    Mendorong Keseteaan Gender dan pemberdayaan Perempuan
4.    Menurunkan angka kematian anak
5.    Menurunkan 2/3 angka kematian ibu
6.    Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya
7.    Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
8.    Mengembangkan Kemitraan Global untuk pembangunan


Lalu Bagaimanakan perkembangan pencapaian MDG’s di Indonesia saat ini?
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KemKes RI) pada tahun 2013, didapatkan data yang cukup mencengangkan dimana ternyata 5 dari 8 poin yang ada di atas berstatus merah dan dengan status sangat sulit tercapai dalam tenggat waktu hingga 2015. Berikut adalah kelima poin yang masih merah tersebut (Kemenkes RI, 2013):


Sungguh sangat disayangkan, program yang telah berjalan mulai dari tahun 2000 tersebut, atau sudah 13 tahun berjalan, ternyata masih menunjukkan pencapaian yang tidak menggembirakan. Status merah yang disandang mengartikan masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah baik secara langsung maupun menggandeng berbagai pihak terkait.

Hal inilah yang kemudian harus kita jadikan dasar pandangan bersama untuk mengatasi masalah. Dibutuhkan secara segera peningkatan kualitas kesehatan terutama pada daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik karena kita tahu di perkotaan fasilitas kesehatan sudah cukup baik. Permasalahan yang sering terjadi pada tabel diatas terdapat pada tempat-tempat dengan fasilitas kesehatan yang kurang.

Lalu bagaimana solusi permasalahan tersebut?. Disini saya mencoba mengajukan solusi dengan judul :

“KERJASAMA MULTISEKTORAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBANGUNAN

 PERDESAAN SEHAT YANG MERATA DI INDONESIA”



Bersama Kita Bisa, Kerjasama Multisektoral.

Apa yang dimaksud dengan kerjasama multisektor?
Kerjasama Multisektor adalah kerjasama dari berbagai sektor yang ada, seperti individu, komunitas dan pemerintah, yang mana terkoordinasi dengan baik. Berbeda dengan kondisi saat ini dimana semuanya sepertinya berjalan secara sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi sehingga capaian yang didapatkan tidak maksimal.

Filosofi dari Kerjasama multisektor ini adalah kegiatan yang dimulai dari tingkatan paling kecil yaitu individu dan keluarga, kemudian semakin membesar, semakin meningkat hingga level pemerintah dan internasional yang terkoordinasi dengan baik. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas kesehatan tiap individu terutama pada desa tertinggal, terluar dan pasca-konflik.



Kerjasama Multisektoral diatas akan berfokus kepada pengembangan :
1. Percepatan ketersediaan Dokter Puskesmas bagi seluruh puskesmas di daerah tertinggal 
2. Percepatan ketersediaan Bidan Desa bagi seluruh desa di daerah tertinggal 
3. Percepatan ketersediaan Air Bersih bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal 
4. Percepatan ketersediaan Sanitasi bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal 
5. Percepatan ketersediaan Gizi Seimbang bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita



Kegiatan pada masing-masing Tingkatan : 

Untuk implementasinya, maka semua tingkatan harus bekerja dan bergerak bersama untuk mencapat tujuan kualitas kesehatan masyarakat yang merata. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :

Pada tingkatan Individu dan Keluarga, beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan sejak saat ini seperti :
  • Mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh petugas setempat agar kita tahu lebih banyak tentang kesehatan
  • Menjaga Kesehatan Anggota rumah tangga dengan mengikuti Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS)
  • Memeriksa secara berkala kesehatan keluarga.
  • Membawa secara cepat dan dini anggota keluarga yang sakit agar tidak terlambat
  • Menghemat penggunaan air bersih melalui penggunaan yang bijaksana, turut menjaga kelestarian lingkunga.
  • Diversifikasi/pemanfaatan keanekaragaman makanan untuk mendapatkan kecukupan gizi yang baik.
  • Mengajukan permohonan ke pemerintah setempat untuk kehadiran tenaga kesehatan (Dokter, Bidan atau Perawat).


Pada Tingkatan Komunitas, Organisasi atau Perusahaan  masyarakat dapat dilakukan hal berikut :
  • Membantu Kinerja Pemerintah dengan melakukan penyuluhan atau kampanye kesehatan kepada masyarakat di desa tertinggal yang bisa dibungkus dalam acara jalan sehat atau lainya
  • Mengadakan Bakti Sosial melalui pengobatan atau pemeriksaan kesehatan gratis
  • Memberikan asuransi kesehatan kepada para pekerja perusahaan.
  • Bisa membatu pemerintah dalam hal kerjasama pendanaan sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility)
  • Komunitas NETIZEN dapat melakukan Kampanye di media sosial dengan tema kepedulian terhadap kesehatan di desa tertinggal. Kampanye bisa dibentuk dalam konsep ‘trending topic twiter’ atau ‘konser nasional’ untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemerataan kesehatan. 



Sedangkan untuk Level Pemerintahan dan Global dapat dilakukan :


Pemerintah Daerah
  • Secara aktif dan terarah mengembangkan program-program langsung untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
  • Bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam hal pendanaan dan program bantuan
  • Menindak tegas oknum-oknum yang melakukan perusakan lingkungan di wilayahnya karena dapat menyebabkan kelangkaan air bersih.
  • Memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah untuk dididik menjadi tenaga kesehatan di daerah Pusat-Pusat pendidikan.
  • Menggalakkan Program PHBS sebagai salah satu standart pelayanan di Puskesmas.


Pemerintah Pusat 
  • Membuat payung hukum yang suportif terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara merata.
  • Membuat Kebijakan yang membantu pemerataan kesehatan di Indonesia seperti adanya Perdesaan Sehat ini
  • Mengadakan program untuk mengirimkan tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat ke dea tertinggal dan juga secara langsung memberikan intensif atau penghargaan.
  • Memberikan penghargaan kepada Insan-Insan yang memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan kesehatan desa tertinggal. 

Tentu masih banyak program lain yang dapat dilakukan dan mungkin lebih tepat untuk dilaksanakan. Namun Inti dari gagasan diatas adalah untuk menggerakkan seluruh komponen dan bergerak secara bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu untuk meningkatkan kualias kesehatan masyarakat terutama pada daerah tertinggal, terluar dan pasca-konflik. 


Pembangunan Pedesaan Sehat dengan Integrasi Kearifan Lokal

Ketidakmerataan masih menjadi problema bangsa ini. Bukan hanya ketidakmerataan kaya-miskin, ketidakmerataan pendidikan dan akses listrik, tapi juga ketidakmerataan pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan ketidakmerataan pembangunan yang lebih terpusat di pulau jawa. Akibatnya, terjadi kesenjangan kehidupan dengan pulau lainnya. Oleh karena itu, pembangunan Perdesaan Sehat tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan pusat saja, kita juga harus bisa memanfaatkan sumber daya setempat yang tersedia.



Secara umum makna local wisdom (kearifan lokal/setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana. Kearifan lokal adalah dasar untuk pengambilan kebijakkan pada level lokal dibidang kesehatan, pertanian, pendidikan, pengelolaan sumber daya alam dan kegiatan masyarakat pedesaan.

Dalam hubungannya dengan Pembangunan Kualitas Kesehatan desa tertinggal melalui Perdesaan Sehat, adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan daerah itu, sumber daya yang tersedia baik alam, alat maupun tenaga manusia di daerah itulah disebut dengan menggunakan kearifan lokal. Kearifan Lokal ini membutuhkan masyarakat aktif yang mampu bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap permasalahan kesehatan yang ada dalam Konsep Perdesaan Sehat.


Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk melibatkan peran masyarakat dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat itu sendiri. Dalam praktenya, ada bebebarapa tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu :
  • Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
  • Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kebijakan kesehatan di daerah mereka.
  • Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kesehatan masyarakat.
  • Mendapatkan data masalah kesehatan masyarakat terkini yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi program kebijakan kesehatan yang akan dilakukan yang tepat sasaran sesuai masalah kesehatan yang ada.
  • Memanfaatkan Sumber daya yang ada di desa/wilayah tersebut untuk menunjang perbaikan kualitas kesehatan baik itu sumber daya alam, manusia atau alat dan gedung.



Pemanfaatan Kreatif Kearian Lokal
Salah satu ide kreatif yang dapat digunakan misalnya adalah pembayaran akses kesehatan dengan hasil sumber alam setempat. Misal pada daerah penghasil lombok, maka bila masyarakat tidak memiliki uang saat itu, mereka bisa memberikan hasil tani lombok mereka untuk menjadi alat bayar. Hal ini tentunya membutuhkan unit kerja lain untuk dapat menkonversikan ‘lombok’ tadi menjadi uang. Tapi inilah yang namanya pemanfaatan kearifan lokal untuk membantu masyarakat setempat.
Kemudian lagi bisa kita memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah yang memenuhi syarat untuk kemudian dididik di tempat lain yang memiliki pusat-pusat pendidikan. Setelah lulus tentunya mereka diwajibkan untuk kembali ke tempat mereka dan memberikan kontribusinya.


Indonesia sehat, Indonesia Hebat
Beberapa permasalahan di bidang Kesehatan memang masih mendapatkan skor merah dalam program MDG’s. Tapi kita masih yakin bahwa rakyat indonesia kelak secara keseluruhan dapat mengakses pelayanan kesehatan secara merata dan meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat terutama pada daerah tertinggal.
Sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu dimana masyarakat turut serta aktif untuk menjaga kesehatannya, maka dengan usaha bersama semua lapisan dimulai dari masyarakat sendiri, komunitas hingga usaha aktif pemerintah, kita yakin cita-cita kemerdekaan di segala bidang terutama dalam bidang Kesehatan dengan kualitas yang merata akan tercapai.
Bila masyarakat sehat, pekerja dapat bekerja dengan baik untuk mendapatkan penghasilan yang cukup dan menggerakkan roda perekonomian bangsa, anak-anak dapat sekolah dan menjadi masa depan yang lebih cerah, peneliti dan birokrasi pemerintah dapat bekerja dengan baik untuk memajukan bangsa.



Daftar pustaka :

Kemkes RI, 2013. Upaya Percepatan Pencapaian Rpjmn 2014 Dan Mdgs 2015 Kementerian Kesehatan Ri.
Depkes, 2009. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2015. 
Enda Yutari, 2005. MDG's Indonesia Sehat 2015. 


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Perdesaan Sehat 2014.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes