Sunday, September 28, 2014

Impian(ku) Indonesia Sehat dengan Teknologi Komunikasi






“Beep beep..bepp beep..beepp beepp..”

Sebuah alarm berwarna biru tua membangunkan seorang pria. Seorang pria yang berumur 30 tahunan itu kemudian dengan perlahan mulai bergerak. Dengan tangan gontai, ia mengambil alarm tersebut dan terlihat angka 4.30 ditunjukkan oleh jarum jam.

Setelah mengambil udara sejenak, beranjaklah dia ke dapur dan menyiapkan sarapannya. Sebuah ubi, camilan dan segelas susu cukup baginya untuk mengganjal perut sejenak karena dia harus segera bersiap.

Dengan sigap dia ambil seragam putih-putihnya. Dia kebaskan dan kemudian dikenakannya. Tak lupa jaket yang cukup tebal dia ambil sebagau selimut ditengah dinginnya pagi. Motor di dalam ruang tamu dikeluarkannya dan dinyalakannya supaya panas-lah mesinnya. Maklum, mesin tua itu tidak sesigap dulu lagi.

Jam di tangan menunjukkan pukul 5.30 pagi. Berangkatlah dia ke tempat tujuan. Sebuah tempat kerja berjarak 45 Km dari rumahnya. Bersama dinginnya angin di lalui-nya perjalanan itu, tapi tak semuanya bisa dijangkau dengan sepeda motornya. Di tengah perjalaanan dia harus turun dan  menumpang sebuah rakit yang adalah paduan dari bambu dan kayu. Sebuah sungai harus dilaluinya untuk sampai ke tujuan. Perasaan was-was dan tak nyaman selalu menghampirinya saat rakit berada di tengah sungai. Setelah menyeberangi sungai, dan kembali mengendari motornya selama 20 menit, barulah dia sampai ke tempat kerjanya. Sebuah Puskesmas di wilayah pedesaan di Kalimantan.

Di tempat lain di pagi yang sama, sebuah keluarga juga terbangun, bukan karena suara alarm yang menyala, tetapi suara balita yang terus menangis kencang. Tak ayal kepanikan pun melanda.

“Segera, harus segera ke Puskesmas” ujar sang suami

Dengan cepat sang suami membuka pintu dan mengeluarkan motornya, sang ibu menyiapkan segala sesuatu mulai dari keperluan sang balita hingga surat surat kesehatan yang diperlukan.
Perjalanan panjang-pun mereka tempuh karena dalam satu kecamatan yang luas tersebut, hanya terdapat satu puskesmas dan satu dokter saja. Jalan yang berbatu dan berselimutkan lumpur terasa mengganggu karena musim hujan masih melanda.

Perjalanan menjadi bertambah  berat bukan hanya karena jarak tempuh yang lama, tapi juga perasaan yang gelisah mendengar sang anak terus menangis.
Baru setelah hampir satu jam mengendari sepeda motor, sampailah mereka ke puskesmas yang ditujunya.




-          Impian(ku) Akses Kesehatan yang merata
Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara yang sangat luas. Tidak seperti Singapura yang hanya seluas sebuah kota, Indonesia terdiri dari beribu pulau terbentang di antara Sabang hingga Merauke. Indonesia bukan hanya Pulau Jawa tapi seluruh Suku dan Kecamatan  yang dijamin kesetaraan Hak-nya dalam Undang-Undang.

Tapi bila kita lihat di daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi apalagi di Papua, Pelayanan Kesehatan menjadi sesuatu yang sulit untuk diraih dan dinikmati. Tidak seperti di Jawa dimana kita dapat dengan mudah menemukan Dokter atau layanan kesehatan lain, di sana bahkan memerlukan waktu berjam-jam baru untuk sampai ke sebuah pelayanan kesehatan. Mungkin tidak masalah apabila sakit yang diderita hanya batuk atau flu biasa. Tapi bila pasien mengalami Kejang atau masalah kegawatdaruratan lain, apakah mungkin pasien akan tertolong?

Aku bermimpi Layanan Kesehatan walaupun di tempat terpencil dapat diakses dengan baik. Paling tidak masyarakat tidak perlu pergi ke tempat lain dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengakses Layanan Kesehatan.
Aku bermimpi layanan telekomunikasi seperti telepon atau sambungan video dapat membantu menyelamatkan nyawa, mengatasi permasalah kurangnya layanan kesehatan di wilayah terpencil.
Aku bermimpi dokter di wilayah terpencil dapat mengirimkan hasil foto rontgen kepada dokter spesialis sehingga dapat memberikan konsultasi yang baik.

Aku bermimpi Akses kesehatan merata di seluruh Indonesia dapat terwujud dengan menggunakan Teknologi Telekomunikasi sehingga tidak ada algi kata ‘diskriminasi’ dalam bidang kesehatan.


-          Impian(ku) Akses Kesehatan yang mudah dan cepat

Pelayanan Kesehatan di Indonesia masih jauh dari kata baik. Hal ini dapat dilihat masih lama dan sulitnya seseorang, telebih lagi mereka yang tidak mampu untuk mengkases layanan kesehatan. Berbagai surat, syarat dan peraturan seakan menjadi tembok bagi pasien dan keluarga.

Padahal Akses layanan Kesehatan yang mudah dan cepat sangat diperlukan terutama  dalam keadaan gawat darurat. Sebagai contoh, pada pasien dengan serangan jantung, hanya dalam hitungan menit bila pasien tidak segera ditolong maka semakin kecil ‘chance of survival’nya.

Sistem penanganan gawat darurat di Indonesia seperti yang pernah saya dengar adalah masih dalam tatanan ‘amburadul. Misalnya bila kita menekan nomor gawat darurat 118, sudahkah dia tersambung secara nasional? Atau kita harus menelpon nomor khusus ambulan di daerah tersebut?.

Ku bermimpi suatu saat di pagi hari disaat aku demam, aku dapat membuka aplikasi dalam ‘gadget’ku dan membuat ‘appointment’ di sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit sehingga aku tidak perlu mengantri terlalu lama dengan datang sesuai waktu antrianku.
Aku bermimpi daftar layanan kesehatan di sebuah tempat dapat aku lihat dengan mudah melalui layar ponselku sehingga dapat dengan mudah kudapat pertolongan yang aku cari. Semisal saat aku membutuhkan pelayanan cabut gigi, maka aku dapat lihat siapa saja dokter yang menangani yang masuk kerja dan fasilitas apa saja yang disediakan.

Aku bermimpi begitu cepatnya layanan Kesehatan melalui teknologi telekomunikasi dan informasi sehingga mereka yang terkena serangan jantung dapat tertangani dalam hitungan menit dan bukan beralih ke dunia lain. 



-     Impian(ku) Akses  Pelayanan Kesehatan yang ber-Kualitas

Dan tidak dipungkiri pula, kata berkualitas masih sulit didapatkan dari pelayanan kesehatan di negeri ini. Seberapa seringkah kita puas dan tersenyum setelah dirawat? Atau malah kita dongkol dan marah?. Memang banyak kendala dan permasalahan yang mengakibatkan kurang profesional dan berkualitasnya layanan kesehatan kita.

Padahal tahun 2015 sudah di depan mata. Ya, MEA atau masyarakat ekonomi asean sudah menjeng. Sebentar lagi berbagai produk, layanan dan tenaga dari luar negeri akan dapat mengalir dengan deras ke dalam negerri tak terkecuali tenaga kesehatan.
Oleh karena itu bila tidak ingin bangsa kita menjadi tamu di negeri sendiri, kita harus berbenah dan meningkatkan kualitas layanan kita.

Aku bermimpi bisa mendapat layanan ‘second opinion’ dengan mudah mengenai sakit yang kuderita. Dimana aku bisa meminta pendapat ke layanan kesehatan lain melalui status sakit dan hasil pemeriksaan yang kukirim ke mereka walau aku sedang terbaring di ranjang rumah sakit.
Aku bermimpi para dokter dapat dengan mudah dan aman berkirim gambar dan informasi melalui gadget mereka sehingga ‘konsulan’ yang mereka kirim dapat dijawab dengan baik.

Aku bermimpi sistem pembayaran yang ada di rumah sakit dapat dengan mudah aku bayar melalui transfer baik secara langsung maupun dari ponsel yang kugenggam dimana memerlukan intergrasi sistem/aplikasi antara pihak rumah sakit dan bank.


-          Impianku adalah Indonesia Sehat.



Mimpiku adalah setiap individu di negeri ini dapat mengakses layanan kesehatan.

Mimpiku adalah layanan kesehatan yang mudah dicapai dan cepat disaat dibutuhkan

Mimpiku adalah pelayanan yang profesional yang menghasilkan senyum saat aku sembuh.

Mimpiku adalah Indonesia Sehat yang dapat dicapai melalui perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi






Malang, September 2014

Tulisan ini diikutkan Lomba Karya Tulis XL dengan Tema  Munculnya beragam aplikasi dalam teknologi komunikasi yang mampu memudahkan kehidupan manusia dan sudah ditayangkan di blog dengan URL : http://senyum-sehatku.blogspot.com/2014/09/impianku-indonesia-sehat-dengan.html


Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi.

Monday, September 22, 2014

Jangan lupakan kesehatan di tengah kemajuan teknologi.



Seorang mahasiswa datang ke kampus, ke ruang aula kampus lebih tepatnya. Disana terdapat banyak meja dan kursi lengkap dengan kontak saklar listrik karena memang aula ini digunakan untuk 'browsing' jurnal dan informasi.

Stelah melihat tempat yang kosong, dia berjalan kesana dan menaruh tasnya. Kemudian dia duduk dan membuka tasnya. Laptop yang tersimpan didalam tas dikeluarkan dan segera dianyalakan olehnya. Kabel charger-pun dipasang dan dicolokkan ke tempatnya.

Sambil menunggu windows berjalan, mahasiswa ini kemudian mengambil sesuatu lagi di dalam tas-nya. Ternyata Tablet! Dia membuka tabletnya dan sepertinya memeriksa apakah ada notifikasi atau tidak, sesaat kemudian dia kembali menatap laptopnyan yang sudah mulai menyala sistemnya.

"ting tong" "ting tong"..

beberapa menit setelahnya terdengar bunyi notifikasi bb, mahasiswa merogoh celananya dan mengambil ponsel bb dari dalam saku. dilihat dilihat sama dia kmudian dia letakkan ke atas meja.


Kehidupan saat ini sudah tidak bisa disamakan lagi dengan dulu. Perkembangan teknologi sudah sangat mengubah gaya hidup, cara hidup, cara pikir dan bahkan cara berteman masyarakat saat ini.

Bila dulu kita berkumpul dengan teman di sbuah tempat makan, maka obrolan dan candaan akan segera mengalir dengan bebas. Tapi saat ini bila kita berkumpul, pastilah selalu ada teman yang sedang memegang dan melihat hp atau tabletnya, seakan dunia mereka ada disana.

Seperti mahasiswa tadi, kita cenderung terbebani dengan perkembangan teknologi yang ada. Membawa laptop dan chargernya, hp dan juga tablet belum lain gadget lain seperti kamera atau headset. Berbagai peralatan teknologi selalu kita bawa kemana-mana membebani kehidupan.

Jangan Lupakan Kesehatan!

Kesehatan itu penting dan berharga. Kita pasti mersakan betapa enaknya sehat saat kita sakit.
sering kita lupa menjaga kesehatan dan malah sibuk dengan peralatan gadget kita. Misalnya sudahkah kita meluangkan waktu untuk berolahraga setiap hari ditengah kesibukan kita? atau sudahkah kita membawa air minum ditengah beratnya bawaan gadget2 kita?.



Mari kita tetap jaga kesehatan di tengah kesibukan dan kemajuan teknologi :)

Monday, September 15, 2014

Sunday, September 14, 2014

Sudahkah RUU Keperawatan disahkan?



RUU Keperawatan Sudah Rampung, Kini Perawat Bisa Buka Praktik Sendiri


Inilah judul dari salah satu portal online berita nasional. RUU Keperawatan sudah rampung. Tentunya ini kabar yang sangat menggembirakan bagi perawat di seluruh Indonesia, Perjuangan yang telah dikumandangkan bertahun tahun lamanya akhirnya membawa hasil.



"Rapat ini sendiri dilaksanakan di Gedung DPR RI Senayan, Jumat (12/9/2014) dan dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, SpA, Ketua Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning, dan jajarannya serta Tim Perumus RUU.

"Mulai sekarang, perawat boleh membuka praktik sesuai izin. Prosesnya panjang ini, sekitar 3 tahun. Alhamdulillah RUU ini sudah rampung dan akan segera disahkan dalam rapat paripurna," ungkap salah seorang tim perumus RUU, Imam Suroso, kepada detikHealth, Minggu (15/9/2014).

Begitulah pemberitaan di media tersebut yang dapat anda lihat disini


Tapi jangan bergembira dulu teman-teman, jangan terlena!. Tak disangsikan lagi berita tentang RUU Keperawatan menjadi beita yang hangat yang dapat menarik perhatian pembaca dan tentu saja menjadi magnet untuk situs berita nasional. Yang ingin saya sampaikan adalah jangan kita ter'tipu' dengan pemberitaan media karna judul yang menarik perhatian.

Beberapa bulan lalu saya juga sempat tertipu dengan sebuah berita yang padahal dari sebuah badan/stasiun terpercaya yang mengabarkan bahwa UU Keperawatan telah disahkan. Saya pun dengan gembira menyampaikan berita ini ke teman-teman sekalian dan membuat status di sosial media. Tapi apa ayal ternyata dalam sidang DPR kali itu baru menyetujui hasil revisi dari daftar DIM yang dipermasalahkan dan masih jauh dari kata selesai.

Kembali lagi ke topik diatas, RUU Keperawatan sebenarnya hanyalah baru selesai dibahas antara pemerintah dengan DPR,  NAMUN BELUM DISAHKAN!!

Jangan kita terlena dan kemudian bergembira berlebihan. Mari kita kawal terus RUU ini sampai ketok palu di sidang paripurna DPR dan disahkan menjadi Undang-Undang. 
Biarlah dengan Undang-Undang ini terdapat peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan yang nyata serta perlindungan bagi seluruh perawat indonesia. Amin.






Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes