Tuesday, March 17, 2020

Pembelajaran Online Isu End Of Life



Salah satu teori yang dapat diterapkan dalam praktik keperawatan adalah teori Peaceful End of Life. Teori Peaceful End of Life merupakan teori yang dikemukakan oleh dua orang wanita yang bernama Cornelia M Ruland dan Sherly M. Moore dengan menekankan bahwa upaya tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan pada klien dengan tujuan memberikan sesuatu yang positif seperti bebas dari rasa sakit, merasa nyaman, merasa dihargai dan dihormati, berada dalam kedamaian dan ketenangan, merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan orang yang merawatnya dan juga merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan orang yang merawatnya

Image result for end of life



1.       Teori “Peaceful end of life”.
Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori peaceful end of life, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
a.       Bebas dari rasa sakit,
b.       Mendapatkan penghiburan,
c.       Mendapatkan martabat dan rasa hormat,
d.       Berada dalam kedamaian dan
e.       Mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Masalah Keperawatan berdasarkan kasus dalam aplikasi teori PEOL, diantaranya adalah:
a.    Nyeri
Pasien dengan penyakit terminal cenderung akan mengalami nyeri oleh karena penyakit yang dideritanya. Pada Bapak S apabila pasien tersebut mengalami  nyeri dapat dilakukan manajemen nyeri baik itu farmakologi  dan non-farmakologi. Terapi farmakologi pasien diberikan obat pengurang rasa nyeri dengan dosis yang disesuaikan dimana perawat melakukan kolaborasi dalam multidisiplin dengan profesi lain yaitu dokter dan apoteker.
Pemberian terapi non-farmakologis dapat diberikan sesuaikan dengan keadaan pasien yang didapat dari hasil pengkajian perawat. Contohnya terapi distraksi, apabila Tn. S senang mendengarkan musik, perawat dapat menyarankan kepada keluarga untuk menyediakan tape untuk mendengarkan musik yang disukai Tn. S. Ada berbagai macam terapi non-farmkologis diantaranya, teknis napas dalam, relaksasi progresif, guided imagery, hipnoterapy, back masase. Pada intinya semua terapinon-farmakologis dapat digunakan sesuai dengan kondisi klien, dimana diharapkan dengan terapi non farmakologis diharapkan tidak ada ketergantungan dengan terapi farmakologis sehingga tidak ada peningkatan dosis yang dibeikan dan efek samping yang ditimbulkan.
b.    Kekurangnyamanan
Perawat dapat menyarankan kepada keluarga Bapak S agar memberikan kebebasan kepada Bapak S untuk melakukan hal-hal yang disukainya, namun dilakukan sesuai dengan batas kemampuan dari Bapak S. Dari melakukan kegiatan yang disukai oleh Bapak S, diharapkan mampu memberikan rasa nyaman, juga mampu mengurangi nyeri yang dirasakan. Tetapi juga perlu diperhatikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Kegiatan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki  kualitas hidup Bapak S.
c.    Respektif 
Perawat memberikan konsul kepada keluarga agar memberikan perhatian lebih kepada Bapak S. Dapat juga seperti menemani Bapak S melakukan kegiatan yang disukai Bapak S, menemani mengobrol juga akan membuat  Bapak S sangat diperhatikan oleh keluarga.Yang terpenting dimana sanak keluarga dapat berkumpul menemani Bapak S dari mulai anak, cucu, saudara, dan orang-orang disekitarnya dimana adalah meningkatkan intensitas dan kehangatan dalam berkumpul dan berkomunikasi. Perawat dapat menyarankan keluarga untuk mendampingi Bapak S, mendampingi Bapak S saat sendiri, keluarga diharapkan lebih sering berkumpul untuk mendampingi Bapak S, diharapkan mampu menambah semangat Bapak S.
d.    Gangguan ideal diri : harga diri rendah
Perawat dapat menyarankan kepada keluarga untuk tetap menghormati maupun menghargai pendapat Bapak S seperti saat sehat dulu. Dapat juga Bapak S di ajak mengobrol tentang kesuksesan Bapak S dulu sewaktu masih muda. Sehingga diharapkan dapat menambah rasa percaya diri Bapak S.

A.   Sumber Teori
Teori The Peaceful End of Life (EOL) ini dibentuk oleh sejumlah kerangka teori (Ruland & Moore, 1998).  Teori ini terutama berbasis pada model Donabedian baik struktur, proses dan hasil, yang sebagian dibagun dari teory general sistem.  Pengaruh dari general sistem teori ini  meliputi dari tipe lain dari teori keperawatan, dari model middle conseptual  dan microrange teori_sebagai indicatol dari penggunaanya dalam mencelaskan kompleksitas dari interaksi perawatan kesehatan dan organisasi.  Pada teori EOL  ini, pengaturan stuktur adalah sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan penyakit serius lainnya) yang menerima perawatan dari professional pada unit  perawatan akut  rumah sakit dan pross didefinisikan sebagai aksi (intervensi keperawatan) dibentuk untuk mempromosikan hasil yang positif melalui: 1. Bebas dari rasa sakit; 2. Kenyamanan; 3. Meningkatkan martabat dan rasa hormat; 4. Berada dalam kedamaian; 5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang peduli.


B.   Konsep Mayor dan Definisi
1.    Terbebas dari Nyeri
Bebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal yang utama diinginkan pasien dalam pengalaman EOL (The Peaceful End Of Life). Nyeri merupakan hal sensori yang tidak nyaman atau pengalaman emosi yang dihubungkan dengan aktual atau potensial kerusakan jaringan (Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995; Pain terms, 1979).
Pengalaman Menyenangkan Nyaman/ atau perasaan menyenangkan didefinisikan inclusive, menggunakan Kolcaba dan Kolcaba’s  (1991) dalam pekerjaan adalah sebagai “Pembebasan dari ketidaknyaman, untuk mencapai bagian yang nyaman dan puas untuk tenang dan apapun yang membuat hidup menjadi mudah atau menyenangkan” (Ruland and Moore, 1998, p 172).
Pengalaman martabat (harga diri) dan kehormatan Setiap akhir penyakit pasien adalah “Ingin dihormati dan dinilai sebagai manusia” (Ruland & Moore, 1998,p, 172). Di konsep ini memasukkan ide personal tentang nilai, sebagai ekspresi dari prinsip etik  otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang sebagai awal untuk proteksi (United states, 1978).
2.    Merasakan Damai
Damai adalah “Perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan” (Ruland & Moore, 1998, p 172). Tenang meliputi fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.

3.    Kedekatan untuk kepentingan lainnya
Kedekatan adalah “Perasaan menghubungkan antara antara manusia dengan orang yang menerima pelayanan” (Ruland & Moore, 1998, p 172). Ini melibatkan kedekatan fisik dan emosi yang diekspresikan dengan kehangatan, dan hubungan yang dekat (intim).

4.    Use of Empirical Evidence
Teori end of life (EOL) atau pengakhiran hidup dengan damai berdasar dari kejadian yang empiris baik dari pengalaman perawat professional maupun dari review literature yang berkaitan dengan variable teori. kelompok yang terdiri dari perawat professional/ahli yang mengembangkan standar perawatan pada teori peaceful EOL mempunyai pengalaman klinik paling sedikit 5 tahun dalam menangani pasien dengan penyakit terminal. Standar perawatan yang didapat dari praktek dam literature review tersebut terdiri dari pain management, kenyamanan, nutrisi, dan relaksasi. Sudut pandang teori ini mencakup beberapa tujuan yang berhubungan dengan kejadian empiris yang berhubungan. Oleh karenanya, hipotesis yang eksplisit dapat diturunkan dari pernyatan yang saling berhubungan tersebut secara mudah untuk di tes atau untuk kepentingan mereka. perlu dicatat bahwa pengarang dari standar perawatan dan teori EOL tersebut  berusaha untuk membahas beberapa aspek dan dijelaskan dengan gambling, konsep yang bisa diobservasi dan hubungan yang menunjukan arah perawatan.
5.    Major Assumptions
Keperawatan, Orang (pasien), Lingkungan, dan Kesehatan (Sehat-Sakit)
Karena teori Peaceful EOL diturunkan dari standar perawatan yang ditulis oleh tim perawat ahli dan professional yang sudah bepengalaman menghadapi kasus terminal, konsep metaparadigm mengikuti sifat dari fenomena keperawatan, perawatan yang kompleks dan holistic dibutuhkan sebagai syarat bisa terjadi peaceful EOL.
2 asumsi dari teori Ruland dan Moore (1998) adalah sebagai berikut:
a.    Kejadian dan perasaan pada perawatan peaceful EOL bersifat personal dan individual, sangat subjektif.
b.    Peran perawat sangat penting dalam menciptakan kondisi peaceful EOL. Perawat mengkaji dan menganalisa petunjuk atau data yang menggambarkan pengalaman seseorang tentang EOL yang diharapkan olehnya serta member intervensi yang sesuai untuk meningkatkan atau menjaga keadaan peaceful, bahkan pada pasien yang sekarat atau menjelang ajal dan tidak bisa berkomunikasi verbal.
Dua asumsi tambahan yang implicit atau tidak dituliskan secara langsung adalah:
a.    Keluarga, adalah istilah yang mempengaruhi semua secara signifikan, merupakan komponen penting dalam peaceful EOL
Tujuan dari peaceful EOL bukan untuk mengoptimalkan perawatan, yang biasanya lebih kearah memberikan yang terbaik, perawatan paling canggih, yang biasanya mengarah kepada over treatment atau terlalu banyak diberi treatment. Tujuan dari perawatan EOL adalah memaksimalkan treatment, yang berarti memberikan yang terbaik yang masih mungkin bisa diterima, menggunakan teknologi yang memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai dan sukses


Pertanyaan Untuk Mahasiswa :

Nomor 1-5 : Apakah inti dan tujuan dari teori End of Life ini?
Nomor 6-10 : apakah keuntungan dan kekurangan pengaplikasian teori end of life ke pasien yang akan meninggal?
Nomor 11-20 : Bagaimana pelayanan end of life di tempat anda masing-masing?
Nomor 20 keatas : kemukakan gagasan pelayanan end of life anda yang dapat diplikasikan di tempat anda.


Video referensi :
https://www.youtube.com/watch?v=nyPZEtCa88k

32 komentar:

Ari Widhiatmoko said...

ARI WIDHIATMOKO / 1920067 / absen no 3

Inti dan tujuan teori *end of life*

Inti Teori Peacefull End Of Life yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien. Teori ini berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhir hidupnya.

Tujuan dari perawatan End Of Life adalah memaksimalkan perawatan dan pengobatan, yang berarti memberikan yang terbaik yang masih mungkin bisa diterima, menggunakan teknologi yang memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencapai kematian yang damai dan sukses. Dalam prosesnya bertujuan membuat pasien :
1. Bebas dari rasa sakit;
2. Merasakan Kenyamanan;
3. Meningkatkan martabat dan rasa hormat;
4. Berada dalam kedamaian;
5. Mengalami kedekatan dengan mereka yang peduli.

Wahyuno said...

Wahyuno nim 1920088

Pelayanan end of life baik digunakan /di aplikasikan dimanapun terutama pada pasien pasien yg terminal dimana dengan perawatan EOL ini pasien mendapatkan perawatan yang holistic baik bio, psiko, sosio dan spiritualnya sehingga bisa mengoptimalkan perawatan kepada pasien. Terima kasih

Unknown said...

Riskhi Indah Marini
NIM. 1920081 No Absent : 17
Progsus

Pelayanan end of life di tempat/ institusi kami sudah berjalan dengan baik.

Dimana kita melaksanakan perawatan yang maksimal terhadap akhir hidup pasien. Didukung oleh regulasi yg bisa dijalankan dengan baik.

Untuk pasien terminal / pada akhir hidup kita melaksanakan pelayanan yg maksimal dengan membentuk beberapa tim yaitu :
1. Tim nyeri : dimaksudkan untuk agar pasien terbebas dari penderitaan dan merasakan kenyamanan dalam perawatan.
2. Tim. Rohaniawan : dimaksudkan agar keluatga dan pasien yg menjalani perawatan mendapatkan kedamaian dengan adanya fasilitator yaitu orang yang ditunjuk sebagai tim rohaniawan.
3. Tim Gizi : agar dalam akhir hidupnya pasien terpenuhi kebutuhan dasarnya. Berupa pemenuhan nutrisi yg sesuai kebutuhan pasien tersebut. Sehingga secara fisik dan psikologis perawatan terhadap pasien tersebut menjadi seimbang dan maksimal.

Dan hal tersebut diatas, didokumentasikan dalam rekam medis pasien berupa form end of life, yang ditandatangani oleh tim perawat dan tim DPJP.

Unknown said...

Untuk teori end of life di RS kami RSUD lawang sdh berjalan sesuai SPO yg Ada di tempat kami Dan sesuai standart akreditasi,sehingga pelayanan untuk kategori end of life berjalan dengan baik.sebagaimana yg Ada di teori untuk end of late:

1.masalah nyeri di RS kami sdh terbentuk Tim nyeri dimana Tim nyeri ini terdiri dari dr.specialis anastesi Dan umum,dimana Ada batasan skala nyeri yg masih bisa dterapi oleh dr.umum Dan batasan skala nyeri yg harus dikonsulkan ke Tim nyeri.sehingga bisa dipastikan regulasi nyeri di RS kami sdh berjalan dengan sangat baik Demi kenyamanan Dan keamanan pasien

2.Dalam masalah kenyamanan,mengingatkan martabat Dan berada dalam kedamaian,di RS kami jg sdh menyediakan Tim rohaniawan yg sdh Ada dalam regulasi hak pasien Dan keluarga dimana tugas para Tim rohaniawan disini untuk membuat rasa Aman,Damai Dan meningkatkan martabat pasien sehingga bs mengantarkan pasien dengan bauk hingga akhir hidupnya

3.masalah memaksimalkan hidup pasien Dan bisa dekat dengan mereka di RS kami sdh Ada pelatihan excellent service Dan komunikasi efektif yg berguna untuk selalu memberikan pelayanan prima pada pasien dengan end of life Dan memberikan komunikasi yg baik kpd keluarga

Dengan adanya regulasi Dan fasilitas pelayanan yg sesuai dengan yg sdh dijabarkan diatas maka RS kami dipastikan mempunyai pelayanan yg baik dalam penanganan end of life ,disempurnakan lagi dengan pendokumentasian tenaga PPA baik medis Dan paramedis di form end of life sesuai dengan SPO yg Ada.

Unknown said...

Setiajeng putriani/1920085 / no absen 21/ progsus 2019


untuk teori end of life di RS kami RSUD lawang sdh berjalan sesuai SPO yg Ada di tempat kami Dan sesuai standart akreditasi,sehingga pelayanan untuk kategori end of life berjalan dengan baik.sebagaimana yg Ada di teori untuk end of late:

1.masalah nyeri di RS kami sdh terbentuk Tim nyeri dimana Tim nyeri ini terdiri dari dr.specialis anastesi Dan umum,dimana Ada batasan skala nyeri yg masih bisa dterapi oleh dr.umum Dan batasan skala nyeri yg harus dikonsulkan ke Tim nyeri.sehingga bisa dipastikan regulasi nyeri di RS kami sdh berjalan dengan sangat baik Demi kenyamanan Dan keamanan pasien

2.Dalam masalah kenyamanan,mengingatkan martabat Dan berada dalam kedamaian,di RS kami jg sdh menyediakan Tim rohaniawan yg sdh Ada dalam regulasi hak pasien Dan keluarga dimana tugas para Tim rohaniawan disini untuk membuat rasa Aman,Damai Dan meningkatkan martabat pasien sehingga bs mengantarkan pasien dengan bauk hingga akhir hidupnya

3.masalah memaksimalkan hidup pasien Dan bisa dekat dengan mereka di RS kami sdh Ada pelatihan excellent service Dan komunikasi efektif yg berguna untuk selalu memberikan pelayanan prima pada pasien dengan end of life Dan memberikan komunikasi yg baik kpd keluarga

Dengan adanya regulasi Dan fasilitas pelayanan yg sesuai dengan yg sdh dijabarkan diatas maka RS kami dipastikan mempunyai pelayanan yg baik dalam penanganan end of life ,disempurnakan lagi dengan pendokumentasian tenaga PPA baik medis Dan paramedis di form end of life sesuai dengan SPO yg Ada.

Unknown said...

Nunuk puji lestari
Nim 1920078
No absen : 14

Pelayanan end of life di tempat kami sudah berjalan dengan baik, dimana sebagai seorang perawat profesional di tuntut untuk memberikan pelayanan yang holistic baik bio, psiko, sosial dan spiritual.
Pada pasien dengan kondisi terminal / pada akhir kehidupan, kita lakukan asesmen pasien terminal yang meliputi tentang nyeri pasien,TTV pasien,gizi dan kebutuhan rohani pasien.
Tujuan dari penatalaksanaan nyeri agar pasien merasa nyaman dan mengurangi nyeri selama masa perawatan di rumah sakit.
Bagi pasien yang menginginkan adanya bimbingan dari rohaniawan, rumah sakit jg menyediakan tim bimroh untuk membantu pasien dan keluarga merasa damai selama menjalani perawatan.
Dengan adanya petugas gizi di harapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, sehingga dalam masa perawatanya kebutuhan gizi pasien menjadi seimbang.
Pelaksanaan tindakan tersebut didokumentasikan dalam berkas rekam medis pasien yang di tandatangani oleh perawat, ahli gizi, petugas bimroh dan DPJP.

Omy Eli Lamas said...

Omy Eli Lamas,NIM 1920079,no absen 15

Apabila didapatkan pasien dalam keadaan terminal, maka akan dilakukan beberapa prosedur:
1. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kondisi terminal oleh DPJP ( Dokter Penanggung Jawab Pasien) kepada keluarga yang ditunjuk, sesuai dengan informasi awal pada General Consent.
Materi KIE akan ditulis dalam lembar edukasi terintegrasi.

2. PPJP (Perawat Penanggung Jawab Pasien) melakukan pengkajian Pasien Tahap Terminal, berisikan kondisi fisik dan psikologis pasien saat itu (misal: keadaan umum, TTV, skala nyeri, respon pasien:takut/gelisah,dll) serta respon keluarga terhadap kondisi yang dialami pasien (takut/gelisah/pasrah dengan kondisi pasien, apakah keluarga membutuhkan dukungan rohaniawan, pasien akan dibawa pulang atau diusahakan semaksimal mungkin).
3. Bila pasien mengalami nyeri berat, maka akan dimintakan rekomendasi pemberian analgetik dosis tinggi/narkotik kepada Tim Nyeri yang sudah ditentukan.
4. Apabila keluarga membutuhkan pelayanan oleh Rohaniawan, perawat jaga dapat menghubungi Tim Rohaniawan yang dimaksud, sewaktu-waktu dibutuhkan.
5. Guna memenuhi kebutuhan nutrisi dan informasi Gizi, di tiap-tiap ruang rawat inap ada petugas gizi yang akan memberikan asuhan gizi dan pelayanan konsultasi gizi bila dibutuhkan.
6. Privasi pasien tetap dijaga dengan pemasangan korden/sketsel,dipersilakan keluarga terdekat mendampingi pasien. 7. Evaluasi adakah resiko jatuh dengan pemantauan berkala sesuai skoring Resiko Jatuh.
8. Pantau/observasi dengan EWS (Early Warning System) secara berkala, sehingga apabila terjadi perburukan kondisi dapat segera ditindaklanjuti.


Adhe Mei Sari said...

Adhe Mei Sari
1920066


Inti Teori End Of Lie menurut Cornelia M Ruland dan Shirley M Moore adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien. Dimana teori ini berfokus bagaimana cara memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya

Tujuan dari perawatan End Of life adalah memaksimalkan treatment, yang berarti memberikan yang terbaik yang masih mungkin bisa diterima, menggunakan teknologi yang memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kematian yang damai dan sukses.

Unknown said...

Ekasari Kusumaningtyas/NIM:1920070/absen No.6
Keuntungan dan kekurangan pengaplikasian teori akhir hidup ke pasien yang akan meninggal:
a.Keuntungan:
1.Pasien merasa nyaman (bebas dari rasa sakit) ,bisa beristirahat dan mengekspresikan perasaannya pada perawat.
2.Pasien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan (berada dalam kedamaian).
3.Pasien bisa meningkat martabat dan rasa hormat.
4.Pasien selalu ingat Tuhannya dan selalu bertawakkal artinya sadar bahwa setiap apa yang diciptakan akan kembali kepadanya.
5.Memberikan kenyamanan pada keluarga.
b.Kekurangan:
1.Pasien merasa menjadi beban yang berat karena kurangnya pemahaman teori akhir hidup.
2.Pasien tidak bisa menentukan segala sesuatu yang bersifat pribadi untuk memenuhi keinginan terakhirnya.
3.Pasien tidak mau menerima terapi ,baik farmakologi atau non farmakologi karena merasa tidak cocok dengannya.
4.Pasien tidak mendapatkan dukungan keluarga untuk mendapatkan perawatan tersebut yang memastikannya tetap aktif sesuai dengan kondisi sampai akhir hayat.
5.Tidak bisa ditentukan lamanya waktu perawatan dan biaya perawatan ,sehingga menimbulkan kekuatiran baik pasien atau keluarga.

Tri Wahyuni said...

Pada aplikasi di dalam negeri, Teori ini kita fahami sebagai metode perawatan paliatif yakni bertujuan kepada pasien, keluarga, dan lingkungannya bagaimana mengerti, memahami, dan menerima kenyataan adanya sakit yang secara ilmu medis tidak ada harapan kembali sembuh secara optimal. Bentuk aplikasi yang disarankan akan lebih mudah apabila dapat mengikuti petunjuk dari pemerintah dalam hal ini melalui keputusan menteri kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 812/MENKES/SK/VII/2007tentang Kebijakan perawatan paliatif
1. Perawatan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai akhir hayatnya.
2. Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih terbatasdi 5 (lima) ibu kota propinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Ditinjau daribesarnya kebutuhan dari pasien, jumlah dokter yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatifjuga masih terbatas.
3. Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukankebijakan perawatan paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatanuntuk menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif.

Supaat/nim : 1920086 absen 22 said...

Ada beberapa hal yang mungkin bisa di lakukan agar kondisi END OF LIFE tercapai adalah
- setting kamar pasien yaitu dengan menempatkan pasien pada kamar tersendiri, hal ini masih jarang dilakukan terutama untuk pasien pasien yang kelas umum / kelas 3 sehingga dukungan dari keluarga yang banyak akam mengganggu penderita lain yang ada di sebelahnya
- meniadakan larangan jam bezuk, karena dukungan dari keluarga, sahabat, tetangga, dan orang orang sekelilingnya akan mendorong pasien timbul rasa di hargai, di hormati, di perhatikan.
- dari perawat sendiri tetap berprinsip / menganggap bahwa pasien adalah keluarga yang harus lebih sering di lihat, di sentuh baik fisik maupun psikhologisnya sehingga pasien merasa bahwa kita adalah orang orang yang siap membantu pasien

Unknown said...

Nama :Rika raharty
Nomer :16
Nim :1920080

Pelayanan end of life ditempat kami sudah berjalan dengan baik.Dimana dalam menghadapi pasien terminal kita harus selalu memperhatikan bio ,psiko,Sosio dan spiritual.Sebagaimana yang ada diteori end of lite:
1.Nyeri
Untuk mengatasi nyeri bisa dilakukan
secara farmakologi dan non
farmakologi.Rumah sakit menyediakan
Tim nyeri yg bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri yang diderita
pasien selama di rawat bahkan
membebaskan rasa nyeri tersebut
sehingga memberi kenyamanan.
2.Kenyamanan
Kita memberi kenyamanan pada pasien
tahap terminal dan sudah ada dalam
pokja HPK (Hak Pasien dan
Keluarga)yaitu Prosedur
pelayanan pasien-pasien tahap
terminal:
- Rumah sakit memahami kebutuhan
pasien yang unik pada akhir
kehidupan dengan menyediakan
penyekat ruangan bagi pasien tahap
terminal.
- SPO pelayanan pasien tahap
terminal
Rumah sakit juga menyediakan Tim
rohani yang sangat bermanfaat bagi
pasien diantaranya:
-Memberi ketenangan batin dan
keteduhan hati pada pasien dalam
menghadapi penyakitnya
- Memberi motivasi untuk tetap
bersabar dan bertawakal dalam
menghadapi ujian dari Allah
- Menumbuhkan suasana keakraban
kepada pasien untuk saling berbagi
rasa dan cerita
3.Respektif
Perawat juga memberi dukungan
psikologi pada pasien dengan cara
melakukan komunikasi terapeutik dan
memberikan reinforcement positif pada
pasien.Perawat menganjurkan pada
keluarga untuk selalu menemani dan
mendapingi pasien dan juga memberi
ijin pada anggota keluarga lainya
untuk menemani pasien tentunya juga
diatur sesuai kondisi saat itu
misalnya dengan menjenguk bergantian.
Dan hal tersebut diatas didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan ditanda tangani oleh tim perawat,tim DPJP dan keluarga pasien


Unknown said...

Nama :Rika raharty
Nomer :16
Nim :1920080

Pelayanan end of life ditempat kami sudah berjalan dengan baik.Dimana dalam menghadapi pasien terminal kita harus selalu memperhatikan bio ,psiko,Sosio dan spiritual.Sebagaimana yang ada diteori end of lite:
1.Nyeri
Untuk mengatasi nyeri bisa dilakukan
secara farmakologi dan non
farmakologi.Rumah sakit menyediakan
Tim nyeri yg bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri yang diderita
pasien selama di rawat bahkan
membebaskan rasa nyeri tersebut
sehingga memberi kenyamanan.
2.Kenyamanan
Kita memberi kenyamanan pada pasien
tahap terminal dan sudah ada dalam
pokja HPK (Hak Pasien dan
Keluarga)yaitu Prosedur
pelayanan pasien-pasien tahap
terminal:
- Rumah sakit memahami kebutuhan
pasien yang unik pada akhir
kehidupan dengan menyediakan
penyekat ruangan bagi pasien tahap
terminal.
- SPO pelayanan pasien tahap
terminal
Rumah sakit juga menyediakan Tim
rohani yang sangat bermanfaat bagi
pasien diantaranya:
-Memberi ketenangan batin dan
keteduhan hati pada pasien dalam
menghadapi penyakitnya
- Memberi motivasi untuk tetap
bersabar dan bertawakal dalam
menghadapi ujian dari Allah
- Menumbuhkan suasana keakraban
kepada pasien untuk saling berbagi
rasa dan cerita
3.Respektif
Perawat juga memberi dukungan
psikologi pada pasien dengan cara
melakukan komunikasi terapeutik dan
memberikan reinforcement positif pada
pasien.Perawat menganjurkan pada
keluarga untuk selalu menemani dan
mendapingi pasien dan juga memberi
ijin pada anggota keluarga lainya
untuk menemani pasien tentunya juga
diatur sesuai kondisi saat itu
misalnya dengan menjenguk bergantian.
Dan hal tersebut diatas didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan ditanda tangani oleh tim perawat,tim DPJP dan keluarga pasien


Nafi'atin said...

NAFI'ATIN NIM 1920077 NO. ABSEN 13
Pelayanan end of life di RSUD Kanjuruhan

1. KIE oleh DPJP (dokter penanggung
jawab pasien) yang ditunjuk pada
general contcent, materi KIE ditulis
dilembar edukasi yang ditandatangani
oleh DPJP dan keluarga pasien

2. PPJP (perawat penanggung jawab
pasien) melakukan pengkajian pasien
tahap terminal yang meliputi kondisi
fisik dan psikologis pasien, respon
keluarga terhadap kondisi yang
dialami pasien saat itu dan
pemeriksaan nyeri

3. Bila pasien mengalami nyeri berat
perawat melaporkan ke tim nyeri yang
sudah ditentukan untuk pemberian
analgesik dosis tinggi atau narkotik

4. Apabila keluarga membutuhkan
pelayanan rohaniawan dapat
menghubungi tim rohaniawan yang di
maksud sewaktu-waktu dibutuhkan

5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
informasi gizi di setiap rawat inap
ada petugas gizi yang akan
memberikan asuhan gizi dan
konsultasi gizi

6. Menjaga privasi pasien dengan
pemasangan korden atau sketsel,
keluarga terdekat dipersilahkan
untuk mendampingi pasien

7. Evaluasi adanya resiko jatuh dengan
pemantauan berkala sesuai skoring
resiko jatuh

8. Memantau atau mengobservasi dengan
EWS (early warning sistem) secara
berkala sehingga apabila terjadi
penurunan kondisi dapat segera
ditindaklanjuti

Pelaksanaan tindakan tersebut didokumentasikan dalam berkas rekam medis.

abdul rokhim nim.1920065 said...

Inti & tujuan teori End of Life:
Inti: b'fokus pd pelayanan yg b'kualitas pd pasien menjelang ajal/ masa akhir kehidupannya.
Tujuan:
1.m'maksimalkan perawatan & pengobatan
2.m'nggunakan teknologi yg m'berikan kenyamanan u' m'ningkatkan kualitas hidup pasien
3.agar pasien dpt mencapai kematian scr damai, b'martabat & t'hormat

abdul rokhim nim.1920065 said...

Inti & tujuan teori End of Life:
Inti: b'fokus pd pelayanan yg b'kualitas pd pasien menjelang ajal/ masa akhir kehidupannya.
Tujuan:
1.m'maksimalkan perawatan & pengobatan
2.m'nggunakan teknologi yg m'berikan kenyamanan u' m'ningkatkan kualitas hidup pasien
3.agar pasien dpt mencapai kematian scr damai, b'martabat & t'hormat

LUCKY ARYO WICAKSONO said...

LUCKY ARYO WICAKSONO
NIM: 1920075
NO. ABSEN: 11

Pelayanan End Of Life di RSUD KANJURUHA N Kab. Malang sudah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang berlaku. Sudah dibentuk beberapa tim untuk melayani pasien dengan kondisi terminal. Ada tim Nyeri, tim Rohaniawan juga tim Gizi semua tim bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing demi menciptakan pelayanan yang baik pada pasien terminal. Yang menjadi kendala adalah jumlah tenaga yang terbatas sehingga tidak semua pasien tidak bisa terlayani

Wahyu Kartika Sari said...


pelayanan end of life bisa diterapkan dimana saja, dan perawatan pasien end of life sangat dibutuhkan dukungan sosial. dan perawat memberikan rasa nyaman, dan ketenangan. sehingga perawat bersikap
profesional, menghormati harkat dan martabat dalam memberikan perawatan tanpa membedakan perlakuan dengan pasien lain yang menjelang ajal. Perasaan hati yang tersentuh muncul saat merawat
pasien terlantar yang menjelang ajal tanpa didampingi keluarga. Perawatan End of Life lebih berfokus pada perawatan suportif, sedangkan dukungan spiritual tidak dapat diberikan di IGD karena karakteristik lingkungan yang sibuk dan lebih memprioritaskan pasien kritis. Hal ini menimbulkan konflik dan dilema bagi
perawat sehingga diperlukan adanya ruangan khusus dan tim kerohanian untuk menyiapkan kematian yang damai dan bermartabat.

Dinda Indraswari said...

Dinda Indraswari NIM 1920068 NO ABSEN 4

Inti dan tujuan teori end of life

Teori Peaceful end of live memiliki batas-batas tertentu yang berkaitan dengan waktu, pengaturan, dan populasi pasien. itu dikembangkan untuk digunakan pada orang dewasa yang sakit parah dan keluarga mereka yang menerima perawatan dalam setting perawatan akut. Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama dalam perawatan end of life pasien yaitu :
1. bebas nyeri,
2. merasa nyaman,  
3. merasa berwibawa dan dihormati,  
4. damai,
5. kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya.
Selain itu teori ini juga berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya.

Teori ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang dapat membuat pasien merasakan ketenangan dan merasakan arti dari kehidupan selama akhir dari hidup yang bisa diingat oleh pasien, kenyataan lain dan anggota keluarga. Teori ini menjelaskan hidup yang berkualitas sebagai keadaan dimana seseorang mendapatkan apa yang diinginkan, sebuah pendekatan yang dirasa tepat untuk memberikan perawatan pada seseorang yang ingin menghadapi kematian dengan tenang dan damai.

Unknown said...

Nama: Ristyawati
NIM: 1920082

Pelayanan end of life di institusi kami berjalan dengan baik, meliputi:
a. Pemberian pengobatan sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan keluarga.
b. Menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya.
c. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan.
d. Memberikan respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan budaya dari pasien dan keluarganya.
e. Memberikan layanan rohani sesuai agama yang dianut pasien.

Semua pelayanan yang diberikan tersebut wajib didokumentasikan di berkas rekam medis pasien. Pada pasien end of life, DPJP memberikan KIE ke pasien/keluarga terkait kondisi pasien tersebut. Kemudian ditandatangani oleh pasien/keluarga dan DPJP yang didokumentasikan di form CET (catatan edukasi terintegrasi). Bila pasien/keluarga penolakan resusitasi (DNR), maka ada persetujuan atau pernyataan dari pasien/keluarga yang ditandatangani oleh DPJP dan pasien/keluarga.Selain itu, perawat juga menerapkan sistem pemantauan EWS (early warning score) untuk memantau kondisi pasien dan meminimalkan dampaknya.

Unknown said...

LENI WIDHIASIH NIM.1920074 NO.ABSEN 10
Menurut teori Peacefull End Of Lie yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shiley M Moore ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien,teori ini berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya.
Teori ini membaginya ke dalam 5 kriteria yaitu :
1.Bebas nyeri
2.Merasa nyaman
3.Merasa berwibawa dan dihormati
4.Damai
5.Kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya
Keuntungan : Teorinya yang baru,original serta dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien sehari-hari.
Kekurangan : Belum mengakomodir adanya faktor budaya serta hubungan diantara kelima konsep tersebut.

Unknown said...

Silfiyatul Fauziyah (1920114) absen 30
Pelayanan end of life di institusi kami berjalan dengan baik, rumah sakit menjamin pelayanan yang
berkualitas pada pasien dalam kondisi paliatif dan terminal (end of life) dengan tujuan
1. pasien menjalani tahap akhir kehidupannya dengan bermartabat. Maka perlu dibuat kebijakan tentang perawatan yang berkualitas terhadap pasien pada tahap akhir kehidupan.
2. perawatan kepada pasien yang memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit yang progresif, lanjut, dan sulit disembuhkan hingga akhir kehidupan. Dengan cara memberikan dukungan suportif dan paliatif kepada pasien dan keluarganya sehingga pasien meninggal dengan bermartabat melalui pengelolaan nyeri dan gejala lain, termasuk psikologis, sosial dan spiritual
3. Bahwa perawatan berkualitas pada tahap akhir kehidupan perlu didukung oleh terpenuhinya kelengkapan tenaga yang kompeten, fasilitas yang memadai,sistem kerja yang berkesinambungan dan terekam dengan baik dalam catatan medik termasuk proses monitor dan evaluasinya.

4. Bahwa Subjek pelayanan pasien paliatif dan terminal (end of life) adalah pasien dan keluarga yang berhak mendapat kesempatan berkomunikasi, mendapat informasi, dan edukasi serta berkomunikasi interaktif berkesinambungan
5. Bahwa kesinambungan pelayanan paliatif dan end of life harus berkoordinasi dengan layanan lanjutan pasca kematian.
6. Bahwa diperlukan tatalaksana transfer pasien paliatif dan terminal (end of life)

Nikita amelia arsita said...

NAMA :NIKITA AMELIA ARSITA
NIM : 1920111
NO.ABSEN : 27

Pelayanan end of life di institusi kami berjalan cukup baik, Dan rumah sakit akan menjamin pelayanan yang diberikan berkualitas untuk pasien dalam kondisi pasien dengan sakit terminal dan penyakit serius dengan tujuan :
a) Agar terbebas dari rasa sakit, Bebas dari penderitaan atau gejala disstres yang sedang dialami pasien
b) Mendapatkan penghiburan/rasa nyaman Pembebasan dari ketidaknyaman, untuk mencapai bagian yang nyaman dan puas untuk tenang dan apapun yang membuat hidup menjadi mudah atau menyenangkan
c) Mendapatkan martabat dan rasa hormat, sebagai ekspresi dari prinsip etik otonomi atau rasa hormat untuk orang, yang mana pada tahap ini individu diperlakukan sebagai orang yang menerima hak otonomi, dan mengurangi hak otonomi orang sebagai awal untuk proteksi
d) Berada dalam kedamaian Perasaan yang tenang, harmonis, dan perasaan puas, (bebas) dari kecemasan, kegelisahan, khawatir, dan ketakutan. Tenang meliputi fisik, psikologis, dan dimensi spiritual.
e) Mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.

Unknown said...

nama : laila risatul afanda (1920073)

keuntungan dari teori peaceful end of life
1. pasien menjadi tenang
2. Menghormati tujuan, kesukaan dan pilihan pasien
3. Memberikan perawatan yang komprehensif
4. Memanfaatkan kekuatan dari sumber daya yang ada, kolaborasi
5. Berfokus pada pemberian pelayanan
6. Membangun system dan mekanisme support

kekurangan dari teori ini:
secara fakta tidak dapat menjawab adanya perbedaan budaya dalam hal penanganan orang akan meninggal. Sebagai contoh sebuah budaya hanya mengijinkan orang-orang tertentu untuk dapat masuk menemani pasien, sedangkan budaya lain mengharuskan seluruh keluarga untuk masuk. Budya lain mungkin memerlukan adanya ritual-ritual tertentu untuk mengantarkan pasien

Rofi'i said...

ROFI’I
NIM : 1920084
Di rumah sakit kami Teori “Peaceful end of life” sudah dijalankan dengan baik, sesuai dengan regulasi akreditasi dan di tunjang dengan SOP sebagai juknis pelaksanaan regulasi tersebut. Kondisi ini sudah terintegrasi mulai dari pintu masuk { IGD, Rawat jalan } sampai pada ruang perawatan .
Untuk mewujudkan hal tersebut kita sudah ada satu pokja yang berkecimppung didalamnya yaitu pokja HPK (hak pasien dan keluarga) berikut beberapa hak pasien dan keluarga yang berkaitan dengan peaceful end of life :
1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
2. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
3. Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
4. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
5. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
6. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
7. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
8. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Perlu juga kita sampaikan bahwa di rumah sakit kami semua pemberi asuhan pasien (dpjp, perawat,apoteker,gizi, rehap medik ) sudah terintegrasi dengan baik dan sebagai pemegang komando adalah dpjp. Dan sebagai pendukung layanan juga sudah terbentuk tim nyeri, tim kerohanian yang mana hal ini bertujuan untuk memenuhi rasa aman dan kenyaman pada pasien dan keluarga.

Anonymous said...

Nama : Dwi anita sari
Nim : 1920069

- Inti dari teori Peacefull End of life yang dikembangkan oleh Cornelia M Ruland dan Shierley M Moore ini adalah teori yang memiliki setting pada perawatan akhir hidup pasien yang difokuskan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien dimasa akhirnya. Teori ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari teori ini adalah teori baru, original serta dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien sehari-hari. Sedangkan kekurangan dari aplikasi ini adalah belum mengakomodir adanya faktor budaya.
- Tujuan dari teori ini memberikan perawatan dan pengobatan yang terbaik dan memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencapai kematian yang damai. Tujuan ini membaagi ke dalam 5 kriteria :
a.Bebas nyeri
b.Merasa nyaman
c.Merasa berwibawa dan dihormati
d.Damai
e.Kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya.

Unknown said...

Mochamad firdaus vibrianto s/ nim.1920076

Layanan teori peaceful end of life di rumah sakit sudah di terapkan dengan baik, saat ini rumah sakit pemerintah memiliki indikator dalam pelayanan kesehatan , sudah memiliki sop untuk tiap tiap layanan , dalam memberikan pelayanan pada pasien terintegrasi dengan beberapa bagian
dan rs teruji dengan harus memenuhi syarat syarat yang harus di tentukan pemerintah ,dilakukan pengukuran secara berkala tiap tahun dan terakreditasi, layanan utama pasien pada rs meliputi bio psiko sosial dan tentunya mengedepankan humanis dalam penerapan pelayanan sehingga diharapkan pasien mendapatkan pelayanan yang wajar sesuai dengan hak hak pasien.
Peaceful end of life sudah ada pada program rs yaitu pada pokja akreditasi yaitu pokja hak pasien dan keluarga.
Untuk penerapan pelayanan misalnya ada skrining pada saat pertama kali pasien masuk, diberikan pelayanan dan perawatan sesuai dengan kasus yang di ketemukan saat di lakukan skrining,
Pelayanan ditangani oleh tenaga medis yang kompeten di bidangnya ,ahli gisi dsb, diberikan edukasi kesehatan dan diberikan informasi tentang hak pasien dan keluarga.
Pelayanan yang di beriakan adalah memberikan pelayanan yang berfokus pada mutu pelayanan ,tujuannya yaitu memberikan perawatan dan pengobatan yang terbaik dan memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kwalitas hidup serta kematian yang damai sesuai dengan agama dan budaya yang di anut

Erni Heryanti said...


Nama : Erni Heryanti
Kelas : progsus 2019
Nim : 19.20.112


Inti dan tujuan teori end of life

Teori Peaceful end of live memiliki batas-batas tertentu yang berkaitan dengan waktu, pengaturan, dan populasi pasien. itu dikembangkan untuk digunakan pada orang dewasa yang sakit parah dan keluarga mereka yang menerima perawatan dalam setting perawatan akut. Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama dalam perawatan end of life pasien yaitu :
1. bebas nyeri,
2. merasa nyaman,
3. merasa berwibawa dan dihormati,
4. damai,
5. kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak penting lainnya.
Selain itu teori ini juga berfokus bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien di masa akhirnya.

Teori ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang dapat membuat pasien merasakan ketenangan dan merasakan arti dari kehidupan selama akhir dari hidup yang bisa diingat oleh pasien, kenyataan lain dan anggota keluarga. Teori ini menjelaskan hidup yang berkualitas sebagai keadaan dimana seseorang mendapatkan apa yang diinginkan, sebuah pendekatan yang dirasa tepat untuk memberikan perawatan pada seseorang yang ingin menghadapi kematian dengan tenang dan damai.

Unknown said...

Yusmanto
Nim 1920090

Pelayanan and of life di institusi kami berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan berkwalitas terhadap pasien tahap terminal dan sakit serius dengan tujuan:
1. Terbebas dari rasa nyeri dan penderitaan serta stress yang sesang di alami.
2. Memberikan perasaan aman,nyman dan ketenangan yang membuat hidup lebih berarti danmenyenangkan.
3. Mendapat martabat dan rasa hormat sebagai ekspresi dari prinsip etik ekonomi yang mana tahap ini individu sebagai orang yang membutuhkannya
4. Memberikan perasaan damai,tenang , harmonis dan memberikan kepuasan.
5. Memberikan perasaan benas dari kegelisahan,kekawatiran serta bebas dari rasa takut.
6. Memberiakan rasa kedekatan dengan orang lain, serta memberikan perasaan empati.

Anonymous said...

NURDIANSYAH
NIM 1920113

Pelayanan end of life di institusi kami berjalan dengan baik, Puskesmas menjamin pelayanan yang
berkualitas pada pasien dalam kondisi paliatif dan terminal (end of life) dengan tujuan
1. pasien menjalani tahap akhir kehidupannya dengan bermartabat. Maka perlu dibuat kebijakan tentang perawatan yang berkualitas terhadap pasien pada tahap akhir kehidupan.
2. perawatan kepada pasien yang memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit yang progresif, lanjut, dan sulit disembuhkan hingga akhir kehidupan. Dengan cara memberikan dukungan suportif dan paliatif kepada pasien dan keluarganya sehingga pasien meninggal dengan bermartabat melalui pengelolaan nyeri dan gejala lain, termasuk psikologis, sosial dan spiritual
3. Bahwa perawatan berkualitas pada tahap akhir kehidupan perlu didukung oleh terpenuhinya kelengkapan tenaga yang kompeten, fasilitas yang memadai,sistem kerja yang berkesinambungan dan terekam dengan baik dalam catatan medik termasuk proses monitor dan evaluasinya.

4. Bahwa Subjek pelayanan pasien paliatif dan terminal (end of life) adalah pasien dan keluarga yang berhak mendapat kesempatan berkomunikasi, mendapat informasi, dan edukasi serta berkomunikasi interaktif berkesinambungan
5. Bahwa kesinambungan pelayanan paliatif dan end of life harus berkoordinasi dengan layanan lanjutan pasca kematian.
6. Bahwa diperlukan tatalaksana transfer pasien paliatif dan terminal (end of life)

Unknown said...

Evin Dwi Prihartiningsih/1920071/07

Kelebihan teori end of life adalah rasa kenyamanan dan perhatian yang diberikan bisa meningkatkan martabat dan rasa hormat pasien meskipun itu terjadi d akhir hayatnya.
Kekurangan nya adalah belum tentu semua anggota keluarga memilih untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan dari budaya dan juga rasa nyaman terhadap pasien.

michelle said...


Izin promo ya Admin^^
bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes