Friday, October 21, 2016

SEKOLAH: MEMBERIKAN PILIHAN MASA DEPAN, ATAU MEMILIHNYA UNTUKMU?





SD – SMP – SMA
SD – SMP – SMA - Bekerja
SD – SMP – SMA – Kuliah – Bekerja
SD – SMP – SMA – Kuliah – Bekerja – Menikah

Ya inilah siklus sebagian besar masyarakat kita, termsuk saya sendiri sebenarnya. Semua mengatakan kalau pendidikan akan membuat masa depan yang luas, cerah dan terjamin.

Tapi benarkah demikian? Karena saya merasa tidak.

Seperti melalui sebuah jalan lurus, yang memang terang dan tak berkelok, tapi tak ada pilihan lain. Tak boleh berbelok atau sekedar berhenti menengok pemandangan. Setelah lulus SD ya masuk SMP, lulus SMP ya masuk SMA, dan seterusnya. Bisa memilih lain?
Mungkin sebagian dari kita juga merasa demikian. Apa yang kita peroleh saat ini telah diatur jauh hari, jauh hari semenjak kita masuk SD hingga Mahasiswa.


Salahkah? Tentu tidak juga...

Orang tua kita tentu tidak merencanakan yang buruk untuk anaknya. Saat itu di tahun 60-70an, di saat orang tua kita remaja, jangankan mencari pekerjaan, mencari nasi untuk dimakan saja kadang sulit. Oleh karena itulah orang tua kita bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan, dan membuat kita sekolah tinggi untuk menjamin masa depan kita tidak suram.
Tapi pernahkah kita berpikir seorang anak, yang ingin bernyanyi selama hidupnya...
Atau seorang bocah yang jatuh cinta pada sepak bola dan ingin menjadi seperti Bambang Pamungkas?.

Tapi jalannya hanya satu lurus ke depan, Sekolah – Kuliah – Bekerja...

Begitu pula dengan sistem sekolah dasar saat ini, dari Sekolah Dasar (SD) – Sekolah Menengah Pertama (SMP) – Hingga Sekolah Menengan Atas (SMA). Semua anak mempelajari pelajaran yang sama. Semua anak mulai dari sabang sampai merauke. Semua anak mulai dari anak pedesaan, pinggiran hingga yang kota. Semua anak belajar yang sama...
Apakah sang anak tak bisa memilih ingin belajar yang lain? Katakanlah dia ingin menjadi pebisnis dan mempelajari Ekonomi saja. Katakanlah ia ingin menjadi penyanyi dan berlatih alat musik sepanjang hari..
Karena saat sang anak masuk ke Kampus dan Mahasiswa, terlambat sudah baginya untuk mengejar cita-citanya. Kuliah bukanlah tempat untuk mengejar impian lagi, tapi tempat bersiap untuk bekerja. Kuliah bukan lagi sebagai ajang pencarian bakat anak, karena umur sudah terus bertambah, tekanan tetangga semakin meningkat...kapan bekerja? Kapan menikah?..

Lalu kapan sang anak bisa mengejar Impiannya?


Masa kecil hingga remaja dihabiskan untuk pendidikan dasar hingga menengah. Pendidikan tinggi sudah mulai berpikir untuk bekerja. Dan hilanglah impian dan cita-citanya...
Pendidikan dasar dan menengah sudah seharusnya berubah. Kebutuhan zaman sudah berubah, keadaan sudah berbeda, masa mau menetapkan metode yang sama?

Seperti sebuah video Menggugat Sekolah yang viral beberapa waktu lalu..
50 tahun lalu sebuah telephone berwujud kotak dengan gagang telepon dan nomor-nomor yang harus diputar terlebih dahlu...namun sekarang menjadi benda kotak tipis yang ‘touchscreen’.
50 tahun lalu sebuah mobil adalah kendaraan yang hanya berbahan bakar bensin, berbentuk besar dan hanya untuk berkendara. Saat ini sebuah mobil ada GPS, ada HSA, VSA, bahkan mobil listrik-pun sudah dijual.
50 tahun lalu sekolah adalah duduk disebuah kursi menghadap meja dan tersusun dengan rapi. Masuk mulai pagi hingga siang mencatat penjelasan guru di papan tulis. Saat ini sekolah adalah.......sama saja.

Setiap anak unik dan tidak sama. Setiap anak memiliki keinginan dan perasaannya sendiri. Daripada membangun pendidikan untuk mencapai angka kelulusan yang ditentukan oleh sekolah, bukankah lebih baik mendorong pendidikan untuk membantu siswa mencapai impiannya?
Daripada memaksa seekor ikan untuk memanjat, bukankah lebih baik mengajarkan ikan berenang dengan cepat?
Daripada mengajarkan seorang anak pelukis untuk lulus ilmu probabilitas di matematika, bukankah lebih baik mengajarkannya untuk tidur dan berimajinasi mengenai khayalannya?

Ya mungkin ini hanya khayalanku saja...khayalan di negeri dongeng dimana anak bebas untuk mengejar impiannya.
 










0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes